Identifikasi Jasad Teroris Bom Bunuh Diri, Ahli Forensik Ini Pakai Lemak yang Berceceran

- Kamis, 8 April 2021 | 08:09 WIB
Petugas mengevakuasi potongan tubuh pelaku bom bunuh diri Gereja Makassar (ANTARA FOTO/Indra Abriyanto).
Petugas mengevakuasi potongan tubuh pelaku bom bunuh diri Gereja Makassar (ANTARA FOTO/Indra Abriyanto).

Proses identifikasi jasad-jasad teroris yang tewas akibat bom bunuh diri ternyata dilakukan sama dengan proses identifikasi jasad-jasad lainnya, yaitu menggunakan pedoman interpol. Tidak hanya dari darah dan tulang, identifikasi forensik juga dapat lakukan melalui lemak yang hancur.

Melalui diskusi yang disiarkan live melalui Instagram ini dipandu oleh Adrianus Meliala, dokter forensik bernama Ade Firmansyah Sugiharto menjelaskan proses identifikasi pelaku atau korban teroris dan kesulitan yang dihadapinya.

Ade menyebut pelaku maupun korban yang terkena bom jarak dekat atau bom bunuh diri akan dalam keadaan hancur bagian perut. Isi perut korban maupun pelaku pun juga bisa saja berceceran.

"Tubuh manusia berbeda dengan tembok. Tubuh manusia punya bagian tertutup tulang seperti kepala, rongga dada yang melindungi jantung, paru tapi perut tidak ada pelindungnya, hanya dilindungi dinding perut terdiri dari jaringan otot dan lemak," kata Ade dalam siaran live Instagram, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: Menaker Sebut Pemanfaat JKP Korban PHK akan Terima Bantuan Tunai

-
Teroris bom bunuh diri. (Istimewa).

Korban atau pelaku yang posisinya dekat dengan bom hampir bisa dipastikan jika pelaku atau korban akan tewas.

"Dari pengalaman kita selama ini semua pelaku bom bunuh diri setahu saya tidak pernah selamat karena itu tujuanya bunuh diri dengan bom, ya tidak ada ceritanya dia masih hidup," kata Ade.

Jasad yang tewas akibat bom bisa saja tidak utuh atau terpencar. Biasanya, tim forensik akan melakukan proses identifikasi body part yang ada dengan cara-cara umum seperti saat mengidentifikasi korban bencana alam atau kecelakaan besar lainnya.

"Sekarang ini untuk melakukan metode identifikasi terkait korban saat ini kita mengikuti pedoman forensik dari Interpol. Selama kalau kita temukan darah ya (identifikasi dari) darah, bisa tulang, nah sekarang fokusnya ke lemak. Kami lihat lemak bagian yang tertinggal setiap kasus," kata Ade.

Setiap insiden korban yang terbakar disebut Ade pasti meninggalkan lemak. Lemak itu lah yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi jasad.

"Lemak itu insulator panas. Contoh kita bakar sate, daging terbakar dan lemak masih lunak. Ini sama seperti material biologis di manusia," beber Ade.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X