Tekstil Lokal Butuh Rp175 Triliun agar Selamat dari Produk Asing

- Rabu, 11 Desember 2019 | 14:15 WIB
Industri tekstil lokal butuh (Antara/Muhammad Adimaja).
Industri tekstil lokal butuh (Antara/Muhammad Adimaja).

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia berusaha bangkit mengejar ketertinggalan dengan industri TPT di tingkat global. Salah satu faktor TPT lokal sulit bersaing adalah harga produk yang lebih tinggi daripada barang impor.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan harga produk TPT lokal tinggi karena inefisiensi dari proses produksinya. Hal itu disebabkan industri TPT lokal masih menggunakan mesin berteknologi lama, yang produktifitas dan kualitasnya kalah dari mesin-mesin terbaru.

Kemenperin, kata Bahlil, sudah memiliki program revitalisasi mesin industri tekstil dan produk tekstil. Namun, program itu belum berjalan efektif karena perubahan dari hulu ke hilir membutuhkan banyak biaya.

"Nilai investasi revitalisasi mesin yang dibutuhkan beberapa tahun ke depan mencapai Rp75 Triliun," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (11/12). 

Bahlil mengaku Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia pernah bertemu Presiden Joko Widodo. Mereka menyampaikan berbagai persoalan prinsip, termasuk di antaranya revitalisasi mesin dan total investasi hulu-hilir industri TPT beberapa tahun ke depan.

"Kalau tidak salah Rp175 triliun (kebutuhan anggaran revitalisasi) dari hulu ke hilir, kalau mesin-mesinnya saja butuh Rp75 triliun," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X