KPK Tangkap Edhy Prabowo, Arief Puyuono Sebut Mimpi Prabowo Jadi Presiden Sudah Game Over

- Minggu, 29 November 2020 | 09:21 WIB
Prabowo dan Edhy Prabowo (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A), Arief Puyuono (Instagram)
Prabowo dan Edhy Prabowo (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A), Arief Puyuono (Instagram)

Politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono menyampaikan pendapatnya terkait peluang Prabowo jadi presiden RI usai Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada hari Rabu lalu.

Menurut mantan Wakil Ketua Umum Gerindra itu, mimpi Prabowo untuk jadi presiden RI sudah tamat karena kasus yang menjerat Edhy sangat fatal.

Seperti diketahui, Edhy merupakan Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra sebelum akhirnya mengundurkan diri karena tertangkap KPK. Dia disebut-sebut sebagai anak buah kesayangan Prabowo sejak lama.

"Yang kasihan, Prabowo. Itu adalah murid kekasihnya Prabowo. Sekarang hampa Prabowo, udah gak ada kesempatan lagi jadi presiden, alias game over. Gimana dia mau ngomong tentang pemberantasan korupsi, kalau anak didiknya hari ini ditangkap KPK," ujar Arief, dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram Politicaljokesid.

Jika pun Prabowo tetap ingin jadi presiden RI, kata Arief, Prabowo harus mundur dari kursi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi.

"Harusnya kalau dia mau bagus, dia mundur dari kabinetnya Jokowi. Dia bikin statement di depan umum, mengirim surat ke Pak Jokowi meminta mundur. Statment di depan umum, meminta maaf, bahwa dia tidak bisa mendidik dan mendisiplinkan kadernya. Harus kalau dia mau jadi presiden. Kalau gak mau jadi presiden ya, terus aja jadi menteri," kata Arief.

Dikemukakan Arief, bahwa OTT terhadap Edhy Prabowo ini sangat fatal, bahkan jauh lebih buruk dari kasus-kasus korupsi yang menyeret kader Gerindra terdahulu.

"Kalau anggota DPRD kena, itu gak terlalu. Ini kadernya di eksekutif. Dan pertama kali pemecah rekor OTT. Ongkos-ongkos taksi. Gimana dia mau bicara pemerintahan yang bersih. Wong kader terbaiknya koruptor. Selesai sudah. Prabowo orang baik, orang bener. Terbukti tidak mencuri. Sekarang dengan begini, hampa sudah. Hancur Gerindra, hancur nama Prabowo. Hancur! Mau diapain. Itulah alam. Alam memiliki keadilan tersendiri. Jadi si bangsat itu lebih mulia. Si Arif Puyuono bangsat itu lebih mulia," Arief menambahkan.

Arief pun menyebut Edhy sebagai manusia tak berguna, dengan julukan si 'Gembala Lobster'.

"Ciptaan Tuhan itu semua ada gunanya, ada manfaatnya, kecuali itu, si 'Gembala Lobster' (tertawa). Manusia gak ada gunanya. Udah jadi menteri, enak. Dapat rumah dinas, dapat mobil dinas, dapat gaji, dapat pengawal, masih terima suap," katanya.

Edhy ditangkap saat pulang dari Amerika Serikat (AS). Tak hanya Edhy Prabowo, KPK juga menangkap sejumlah anggota keluarga dari politikus Partai Gerindra itu.

Satu hal yang paling diketahui publik soal Edhy adalah ia merupakan anak buah Prabowo Subianto. Berdasarkan penelusuran Indozone.id, Edhy sudah ikut Prabowo sejak masih lajang, sampai akhirnya jadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) pada periode kedua pemerintahan Jokowi, sejak 23 Oktober 2019.

Jauh hari sebelum jadi menteri, Edhy bahkan pernah menjadi tukang pijat, tukang masak, tukang bersih rumah, dan tukang cuci baju Prabowo. Tak cuma itu, ke manapun Prabowo pergi, ia jadi sopir dan tukang bawa tas Prabowo.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X