KKB Gunakan Alasan Klasik Tembak Guru di Beoga, Tuduh Oktovianus dan Yonathan Intel

- Senin, 12 April 2021 | 12:52 WIB
Oktovianus Rayo dan Yonathan Rande, dua guru yang ditembak mati KKB. (Dokumentasi Istimewa)
Oktovianus Rayo dan Yonathan Rande, dua guru yang ditembak mati KKB. (Dokumentasi Istimewa)

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) selalu menggunakan alasan klasik saat menembak mati dua orang guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Mereka menuduh kedua guru tersebut adalah intel polisi.

Kepala Humas Satgas Nemangkawi Kombes Pol M. Iqbal Alqudussy mengatakan, tuduhan atau fitnah itu dilancarkan agar aksi mereka dapat dimaklumi.

"Buktinya apa Bapa Oktovianus dan Bapa Yonathan itu intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi," ujar Iqbal dikutip Antara, Senin (12/4/2021).

Menurut dia, kasus penembakan di Beoga, menyebabkan dua orang guru meninggal dunia, yakni Oktovianus Rayo (42) pada Kamis (8/4/2021) dan Yonathan Rande ditembak pada hari Jumat (9/4/2021).

Dia menambahkan, KKB pimpinan Nau Waker, yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Mimika sejak 2018, juga melakukan pembakaran tiga sekolah di Beoga.

Baca Juga: Ini Sosok 4 Anggota KKB yang Bakar Helikopter di Ilaga-Papua, Sedang Diburu

Iqbal menyatakan, membunuh, membakar, dan menembaki masyarakat sipil pendatang, kemudian melakukan mempublikasikannya di sosial media sebagai kebanggaan, dan menyangkal bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah. Hal tersebut kini telah menjadi modus komunikasi KKB di Papua.

Menengok kembali peristiwa 22 Mei 2020 lalu saat ada tenaga medis Covid-19 yang ditembak dan dilabeli intel oleh KKB Papua. Modus seperti itu kembali terulang, namun menimpa guru di Beoga, Kabupaten Puncak Papua.

Tak hanya itu, merampok uang dilakukan kepada pendatang karena kini KKB tidak kebagian dana Otonomi Khusus (Otsus) dari pemerintah daerah. Akibat larangan tegas Kemendagri kepada kepala daerah yang menyalahgunakan dana Otsus Papua.

KKB, sambung dia, juga memfitnah Mendagri Tito Karnavian yang difitnah akan menghabisi masyarakat asli Papua. Hal ini bertentangan dengan fakta bahwa dana otonomi khusus sangat melimpah hanya untuk membangun Papua.

Iqbal menegaskan, aksi teror dalam bentuk apapun tidak dibenarkan apalagi hingga menghilangkan nyawa warga.

"Alm Bapa Oktovianus dan Bapa Yonathan ini hanya guru yang tinggal di sini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak, Papua. Siapapun yang berhati nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," urainya.

Sementara itu, modus dan fitnah-fitnah tidak mendasar yang digunakan KKB untuk melakukan aksi kriminal terhadap masyarakat dan pemerintah telah terbaca oleh media asli di wilayah Papua.

"Modus KKB mengancam kios-kios pendatang untuk menyerahkan uang Rp20 juta per kiosnya" ujar RS salah satu awak media Papua yang dirahasiakan identitasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X