Puluhan wanita di Kabul yang melakukan demo menuntut hak perempuan, dibubarkan paksa oleh Taliban.
Kelompok demonstrasi itu menyebut Taliban telah membubarkan mereka dengan gas air mata dan semprotan merica saat melakukan aksi dari jembatan ke Istana Presiden di Kabul, Minggu (5/9).
Dikutip dari Tolo News, Minggu (5/9), pembubaran dilakukan Taliban karena para wanita itu tak memiliki izin untuk berdemo dan telah berlangsung di luar kendali.
Video: A number of women rights activists and reporters protested for a second day in Kabul on Saturday, and said the protest turned violent as Taliban forces did not allow the protesters to march toward the Presidential Palace. #TOLOnews pic.twitter.com/X2HJpeALvA
— TOLOnews (@TOLOnews) September 4, 2021
Perempuan tersebut menuntut hak mereka untuk bekerja dan dimasukkan ke dalam pemerintahan.
Taliban menyebut mereka akan segera mengumumkan susunan pemerintahan mereka dalam waktu dekat. Mereka menyebut perempuan akan terlibat dalam pemerintahan, namun tidak memegang jabatan menteri.
Diketahui sebelumnya, Jubir Taliban Zabiullah Mujahid menyebut perempuan tak diperbolehkan bekerja demi keselamatan mereka adalah upaya mereka untuk meyakinkan banyak kalangan jika mereka tak lagi sekejam saat terakhir kali berkuasa.
Mujahid mengatakan kewajiban perempuan tetap tinggal di rumah, masih bersifat sementara. Nantinya, mereka akan mencari cara untuk memastikan bahwa perempuan akan diperlakukan dengan sopan.
Sebelumnya, Taliban juga sudah berjanji akan lebih moderat kali ini.
"Kami Berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Mereka yang bekerja di bagian atau kementerian pemerintah mana pun harus melanjutkan tugas mereka dengan penuh dan melanjutkan tugas mereka tanpa rasa takut," kata Zabihullah.