Mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengungkapkan bahwa para buzzer bayaran terus menebar fitnah untuk menyerang Novel Baswedan.
Seperti diketahui, Novel merupakan satu di antara 75 pegawai KPK yang dibebastugaskan dengan modus Tes Wawasan Kebangsaan.
Melalui akun Twitter @febridiansyah, Jumat (14/5/2021), Febri mengaku tak habis pikir dengan ulah tersebut.
Apalagi saat ini masih dalam nuansa Lebaran.
"Sdg liat2 twitter, trnyata tdk cukup menyingkirkan dg SK non-job yg bermasalah scr hukum. dlm 2 hari idul fitri ini para buzzer terus menebar fitnah dan isu dusta untuk menyerang kredibilitas Novel Baswedan. Di hari yg suci ini, bahkan. Isu basi yg selalu dimainkan sjk lama," tulis Febri.
sdg liat2 twitter, trnyata tdk cukup menyingkirkan dg SK non-job yg bermasalah scr hukum. dlm 2 hari idul fitri ini para buzzer terus menebar fitnah dan isu dusta untuk menyerang kredibilitas Novel Baswedan.
— Febri Diansyah (@febridiansyah) May 14, 2021
Di hari yg suci ini, bahkan.
Isu basi yg selalu dimainkan sjk lama.
Sebelumnya, Novel Baswedan angkat bicara mengenai upaya puncak pelemahan terhadap KPK.
Melalui akun Twitter @nazaqistsha, Selasa (11/5/2021), Novel mengingatkan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan bukan tes kompetensi ataupun seleksi.
Dia juga mengingatkan soal putusan Mahkamah Konstitusi soal peralihan pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara.
"Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bukan tes kompetensi atau tes utk seleksi. Dlm UU 19/2019 dan Putusan MK jelaskan peg KPK mjd ASN hanya bersifat peralihan yg tdk boleh merugikan pegawai KPK," tulisnya.
Lebih lanjut, Novel mengungkap bahwa sebagian dari 75 pegawai yang dinonaktifkan itu kini sedang menangani kasus-kasus korupsi kelas kakap.
"Tp digunakan utk singkirkan 75 peg, bbrp sdg tangani kasus besar," tulisnya.
Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bukan tes kompetensi atau tes utk seleksi.
— novel baswedan (@nazaqistsha) May 11, 2021
Dlm UU 19/2019 dan Putusan MK jelaskan peg KPK mjd ASN hanya bersifat peralihan yg tdk boleh merugikan pegawai KPK.
Tp digunakan utk singkirkan 75 peg, bbrp sdg tangani kasus besar.
Novel juga merasa heran dengan perlakuan yang kini diperoleh para pejuang antikorupsi di Indonesia.