Anggota DPR Nilai Tas Bansos Bertuliskan Bantuan Presiden Bukan Ajang Pencitraan

- Kamis, 30 April 2020 | 13:12 WIB
Tas bansos bertuliskan bantuan presiden. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Tas bansos bertuliskan bantuan presiden. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Terkait dengan tas pembungkus bantuan sosial (Bansos) bertuliskan Bantuan Presiden yang diberikan Kemensos, Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan menilai bahwa ini adalah hal yang wajar.

 "Tidak ada yang perlu dipermasalahkan dan tidak ada yang salah terkait dengan hal itu," ujar Arteria Dahlan dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (30/4/2020).

Ia menjelaskan, Konstitusi mengatur dan memposisikan presiden sebagai Kepala negara. Artinya, Presiden memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi berdasarkan undang-undang.

-
Arteria Dahlan. (instagram/@arteriadahlan)

"Menteri dalam hal ini Menteri Sosial adalah salah satu pembantu presiden yang mengeksekusi program-program Presiden di dalam menjabarkan visi dan misi presiden," jelas Arteria.

Arteria menambahkan, pemberian bansos adalah salah satu bentuk Jaring Pengaman Sosial, yaitu program dan kebijakan Presiden terkait dengan penanganan dampak sosial pandemi corona.

"Sangat wajar dan patut menurut hukum serta tidak perlu dipersoalkan. Nanti kelihatan bodohnya kita," tuturnya.

-
Tas bansos bertuliskan bantuan presiden. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Apalagi kata Arteria, bansos itu adalah bantuan pemerintah melalui nomenklatur anggaran yang ada di Kementerian Sosial.

"Bahkan kalau dilihat tulisannya dan dilihat dari logonya, itu sangat jelas kaitannya dengan lembaga Kepresidenan tidak Presiden Jokowi secara pribadi, apalagi tidak ada tertulis Presiden Jokowi dan foto beliau pun tidak ada," lanjutnya.

Kendati demikian, ia tak menampik jika ada orang yang menilai bahwa itu bentuk pencitraan.

"Itu kan kreativitas dari previllege pemerintah yang sedang berkuasa, yang tidak boleh itu apabila ada bantuan swasta, bantuan negara sahabat dan donasi lain di luar APBN diaku-aku sebagai Bantuan Presiden," imbuhnya.

"Pak Jokowi ini modelnya seperti itu, tidak dibuat-buat, apalagi beliau kan sudah dua periode dan tidak akan tarung pemilu lagi. Jadi ini semacam membangun emosional bounding antara presiden dan rakyatnya serta membangun easa kepedulian sosial saja, tidak lebih dari itu," tambahnya lagi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X