Fakta Polisi Aipda Roni Perkosa dan Bunuh 2 Gadis, Istrinya Tahu Tapi Diancam Dibunuh

- Rabu, 23 Juni 2021 | 16:24 WIB
Korban Riska Fitria (21 tahun) dan pembunuhnya, Aipda Roni Syahputra. (Ist)
Korban Riska Fitria (21 tahun) dan pembunuhnya, Aipda Roni Syahputra. (Ist)

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh anggota Polres Pelabuhan Belawan Aipda Roni Syahputra (45 tahun) terhadap dua orang gadis yang masih belia beberapa waktu lalu, kini memasuki tahap persidangan.

Dalam sidang pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Medan (21/6/2021), terungkap sejumlah fakta mencengangkan terkait apa yang dilakukan Aipda Roni terhadap Riska Fitria (21 tahun) dan AP (13 tahun), dua gadis yang ia perkosa dan ia bunuh.

Ternyata, Roni menghabisi nyawa Riska dan AP di rumahnya sendiri. Ia membawa dua gadis malang itu dengan mobilnya dalam keadaan tangan diborgol dan mulut disekap.

Istrinya yang saat itu berada di rumah, sempat menyaksikan apa yang dilakukan Roni dan bertanya kepadanya mengapa ia melakukan itu.

Alih-alih menjawab, Roni justru mengancam akan membunuh istrinya jika banyak bertanya.

Setelah membungkam mulut istrinya dengan ancaman itu, Roni kemudian memasukkan Riska dan AP ke dalam kamar rumahnya.

Lalu keesokan harinya, Senin, 22 Februari, di situlah muncul niat Roni untuk menghabisi nyawa Riska dan AP, lantaran ia takut perbuatannya akan dilaporkan. Riska menjadi korban pertama yang ia bunuh, disusul AP kemudian.

Pada hari sebelumnya sebelum membawa kedua korban ke rumahnya, Roni dan Riska membuat kesepakatan untuk bertemu di Polres Pelabuhan Belawan.

Riska ingin bertemu dengan Roni dengan maksud menyelesaikan urusan paket yang ia titipkan pada Roni.

Saat itu, karena takut sendirian, Riska mengajak AP, seorang gadis cilik yang tak lain adalah tetangganya. 

Setibanya di Polres Pelabuhan Belawan, Roni mengajak Riska dan AP naik ke dalam mobilnya. Roni kemudian membawa dua gadis itu ke Jalan Haji Anif, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang. 

Di dalam mobil, Roni berkelit kepada Riska soal urusan paket yang menjadi alasan mereka bertemu. Kepada Riska ia katakan, urusan itu bisa diurus belakangan. 

"Karena sangat bernafsu dan tertarik pada tubuh Riska, terdakwa (Aipda Roni) menarik tangan sebelah kiri Riska. Karena kaget, Riska menolaknya sambil mengatakan, 'Apa ini, Pak?'. Terdakwa mengatakan, 'Diam aja kau, biar aku urus perkaramu'. Riska lantas membentak terdakwa, 'Ya udah enggak usah diurus'," demikian diuraikan jaksa dalam dakwaannya.

Merasa leluasa di dalam mobil, Roni lantas memeluk dan meremas payudara Riska dan Riska mencoba memberontak. Melihat Riska diperlakukan demikian, AP berteriak meminta tolong.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X