Miris, Jenazah Perwira TNI Ditolak Warga karena COVID19, Yang Nolak Malah Tak Pakai Masker

- Senin, 14 Juni 2021 | 18:48 WIB
Tangkapan layar video warga menolak jenazah purnawirawan TNI di Gunungkidul. (instagram)
Tangkapan layar video warga menolak jenazah purnawirawan TNI di Gunungkidul. (instagram)

Pandemi COVID-19 sudah berlangsung hampir dua tahun di Indonesia. Setelah sempat redup dengan isu-isu penolakan jenazah COVID-19, kali ini isu tersebut mencuat kembali.

Kali ini, warga Padukuhan Trengguno Lor, Kelurahan Sidorejo, Kapanewon (Kecamatan) Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, menolak pemakaman jenazah Purnawirawan TNI Mayor Inf Purn Suyitno.

Warga menolak lantaran takut dengan wabah COVID-19. Kejadiannya pada Jumat (11/6/2021).

Dalam video yang merekam momen penolakan tersebut, tampak seorang pria berpeci hitam berambut gondrong, paling vokal menyampaikan penolakan.

Namun, ia sendiri tidak memakai masker saat mendatangi rombongan pelayat yang hendak menguburkan jenazah almarhum Mayor Inf Purn Suyitno.

"Warga Trengguno Lor iki menolak nek dikubur nang mriki. Intine ngono mawon," ujar seorang pria berambut gondrong tersebut.

"Nang mriki mboten angsal. Monggo nak enten liyane monggo (Di sini tidak boleh. Silakan kalau mau di tempat lain). Sing jelas nak nang lingkungan iki terus terung mboten angsal (Yang jelas kalau di sini tidak boleh)," kata pria itu lagi.

-
Tangkapan layar video warga menolak jenazah purnawirawan TNI di Gunungkidul. (instagram)

Saat ditanya kenapa warga menolak, pria itu bilang warga takut wabah COVID-19 menyebar di padukuhan mereka.

"Permasalahannya iki sing jelas corona iki lho, Pak," katanya.

"Nak corona dikuburke nang mriki dampake opo? (Kalau kena corona dikuburkan di sini memangnya dampaknya apa?)" tanya seorang pelayat.

"Sing jelas iku nak lingkungan iku kerugiane penyakit ngono lho Pak," jawab pria itu lagi.

Tak lama setelah video tersebut viral, para warga yang menolak pemakaman jenazah tersebut, terutama pria berambut gondrong itu, pun meminta maaf kepada pihak keluarga.

Belakangan diketahui, pria berambut gondrong itu bernama Rohmadi alias Mandra (42 tahun). Ia bersama Ketua RT setempat, Sudiro (54 tahun), menjadi penggerak penolakan tersebut.

Mereka berdua meminta maaf baik secara langsung (offline) kepada keluarga almarhum, maupun secara online dan disebar melalui media sosial.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X