Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak turut berkomentar mengenai banjir yang terjadi di sejumlah daerah.
Namun, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah itu menyoroti fenomena tersendiri di balik bencana yang terjadi.
Dahnil menilai, terdapat kebencian politik yang menyebabkan banjir menjadi ajang saling ejek di antara para pendukung tokoh tertentu.
Dia mencontohkan, banjir yang terjadi di Jakarta beberapa waktu menjadi momen untuk memuaskan kebencian politik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Begitu pula yang dialami Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Hal ini disampaikan Dahnil melalui akun Twitter @Dahnilanzar, Rabu (24/2/2021).
"Kebencian Politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan. Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan thdp @aniesbaswedan pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di jabar ke @ridwankamil," tulisnya.
Kebencian Politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) February 23, 2021
Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan thdp @aniesbaswedan pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di jabar ke @ridwankamil
Di samping pemuasan kebencian, menurut Dahnil, musibah banjir juga membuat sebagain orang justru mendulang amal meski tetap melayangkan kritik.
"Dan bagi sebagian orang lagi, Banjir yg menimpa banyak daerah itu justru menjadi 'ladang amal' menghidupkan spirit ta'awun, tolong menolong atau gotongroyong. Dengan tentu sambil menyampaikan kritik konstruktif bila memang ada yg alpha dengan kebijakan," tulisnya.
Dan bagi sebagian orang lagi, Banjir yg menimpa banyak daerah itu justru menjadi "ladang amal" menghidupkan spirit ta'awun, tolong menolong atau gotongroyong. Dengan tentu sambil menyampaikan kritik konstruktif bila memang ada yg alpha dengan kebijakan.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) February 23, 2021
Dahnil berharap adanya momen 'Pit Stop' untuk mengubur kebencian politik dan menghentikan aksi saling ejek.
"Saya berharap setelah banyak kontestasi politik yg terus menguras rasa dan emosi, kita bisa sejenak masuk 'pitstop' berkontemplasi untuk mengubur benci, sehingga politik saling ejek ini bisa berganti menjadi politik berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot)," tulisnya.
Saya berharap setelah banyak kontestasi politik yg terus menguras rasa dan emosi, kita bisa sejenak masuk "pitstop" berkontemplasi untuk mengubur benci, sehingga politik saling ejek ini bisa berganti menjadi politik berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot)