Pasca Gempa di Mamuju, BMKG Hanya Keluarkan Arahan Evakuasi Selamatkan Diri Bukan Eksodus

- Senin, 18 Januari 2021 | 12:05 WIB
Gempa di Sulbar. (ANTARA FOTO/ Akbar Tado).
Gempa di Sulbar. (ANTARA FOTO/ Akbar Tado).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menekankan, tidak pernah memberikan instruksi kepada warga agar meninggalkan Majene, Mamuju, Sulawesi Barat usai diguncang gempa berkekuatan 6,2 magnitudo, Jumat 15 Januari 2020 lalu.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bahwa pihaknya hanya mengeluarkan imbauan perihal evakuasi guna menyelamatkan diri. Sehingga ia membantah adanya arahan untuk meninggalkan Mamuju.

“BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju,” ujar Dwikorita dalam keterangan resminya yang diterima Indozone, Senin (18/1/2021).

Oleh karenanya, Dwikorita menegaskan bahwa tidak benar jika beredar teks percakapan WhatsApp, yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoax)," tegas Dwikorita. 

Ia menegaskan masyarakat untuk tidak percaya dengan berita bohong atau hoaks yang belum diketahui kebenarannya. Akan tetapi sebaiknya memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD.

Di sisi lain, Dwikorita menuturkan agar  masyarakat tetap waspada dengan adanya gempa susulan yang terjadi dengan dengan kekuatan yang signifikan.

“Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh,” imbaunya.

Kemudian, kata Dwikorita, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diminta agar segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai apabila terjadi gempa kuat yang berpuasat di pantai. Pasalnya pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.

"Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," katanya. 

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

“Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat,” tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X