Keputusan Menparekraf Soal Rekrut Konsultan Asing Jadi 'Boomerang' Kritik

- Sabtu, 28 November 2020 | 19:10 WIB
Kiri: Perancang ternama Indonesia Niluh Djelantik. (Photo/Instagram/@niluhdjelantik) Kanan: Menparekraf Wishnutama. (Photo/Instagram/@wishnutama)
Kiri: Perancang ternama Indonesia Niluh Djelantik. (Photo/Instagram/@niluhdjelantik) Kanan: Menparekraf Wishnutama. (Photo/Instagram/@wishnutama)

Belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama mengambil langkah yang membuat pengamat mempertanyakan terkait merekrut konsultan asing untuk mempromosikan pariwisata RI.

Dalam hal ini, seorang perancang ternama Indonesia Niluh Djelantik merasa bahwa keputusan Wishnutama sama saja menilai bahwa tidak ada anak bangsa yang memiliki SDM mumpuni untuk mempromosikan negaranya sendiri.

“Sekalian saja ganti menterinya dengan orang asing. Biar afdol. Di Indonesia memang tidak ada SDM mumpuni sampe ngerekrut konsultan asing buat promosikan RI,” kata Niluh melalui akun Instagramnya, seperti yang dikutip INDOZONE, Sabtu (28/11/2020).

Sebelumnya, Wishnutama mengatakan bahwa pihaknya telah merekrut konsultan asing bernama Roland Berger untuk membantu pemerintah membuat strategi pariwisata demi memaksimalkan potensi masyarakat lokal, seperti UMKM.

Baca juga: Terkait Jual Pariwisata Indonesia ke Dunia, Luhut: Perlunya Ketenangan dan Kedamaian

Tentunya, keputusan tersebut menjadi sebuah 'boomerang' bagi Menparekraf untuk terus menuai kritik dari para pengamat pariwisata. Hal inilah yang  membuat Niluh tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Pasalnya, Wishnutama lebih memilih orang asing ketimbang duduk bareng berdiskusi dengan tokoh-tokoh daerah yang tentunya lebih paham dengan kondisi saat ini di wilayah masing-masing.

“Speechles sama menteri satu ini. Buka diskusi dong sama tokoh-tokoh di daerah, UMKM-UMKM unggulan. Dari segala bidang. Banyak anak bangsa yang punya kemampuan dan sukses di bidangnya. Terutama saat menghadapi pandemi. Masukan mereka juga mesti didengar,” ungkap Niluh.

Niluh juga mengungkapkan, seharusnya Menparekraf datang ke Bali untuk duduk bareng dan berdiskusi kepada para pelaku usaha setempat. Bukan hanya membuat acara seremonial yang tidak berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

“Anggaran Kemenparekraf dipakai untuk kegiatan yang 100% for the people bukan cuma untuk kegiatan cipika-cipiki. Result oriented. Misal satu kegiatan anggaran 1 miliar. Maka potensi revenue UMKM dan manfaat ekonomi musti minimal 1 miliar juga,” jelasnya.

“Potensi tiap daerah digali semua. Banyak karya keren bukan cuma 4 L. Lu lagi. Lu Lagi. Sarat potensi kalau dekat baru diajak. Kalau gak temenan cuih kata mereka. Dimana manfaatnya buat rakyat ?“ sambungnya lagi.

“Inklusif. Bukan eksklusif. Jangan kuatir. Ilmu kami berikan. Gratis. Gak perlu bayar miliaran kayak selebgram,” tutup Niluh.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X