Semakin Tegang, Amerika Buat Daftar Perusahaan Tiongkok yang Terkait dengan Militer

- Senin, 23 November 2020 | 21:31 WIB
Ilustrasi konflik Amerika-Tiongkok. (Istimewa).
Ilustrasi konflik Amerika-Tiongkok. (Istimewa).

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan segera menyampaikan daftar 89 perusahaan kedirgantaraan dan perusahaan lain Tiongkok yang dianggap memiliki hubungan dengan militer negara Tirai Bambu Tersebut.

Melansir Antara, perusahaan-perusahaan tersebut akan dibatasi untuk membeli berbagai barang dan teknologi AS. Hal itu yang terlihat dari salinan draf laporan seperti yang dilaporkan Reuters.

Dalam daftar tersebut, terdapat perusahaan dirgantara Commercial Aircraft Corp of China Ltd (COMAC), yang memelopori upaya Tiongkok untuk bersaing dengan Boeing dan Airbus. Termasuk Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dan 10 entitas terkait.

Daftar tersebut termasuk dalam draf aturan yang mengidentifikasi perusahaan Tiongkok dan Rusia yang dianggap AS sebagai "pengguna akhir militer", sebuah sebutan yang berarti pemasok AS harus meminta lisensi untuk menjual sebagian besar barang yang tersedia secara komersial kepada mereka.

Baca Juga: Diduduki Armenia Selama 27 Tahun, Kota Aghdam Kembali ke Azerbaijan dalam Keadaan Hancur

Menurut aturan tersebut, aplikasi untuk lisensi semacam itu lebih cenderung ditolak daripada diberikan.

Daftar tersebut, jika dipublikasikan, dapat semakin meningkatkan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok dan merugikan perusahaan AS yang menjual suku cadang dan komponen penerbangan sipil ke negara tersebut, di antara industri lainnya.

Seorang juru bicara Departemen Perdagangan AS, yang memiliki daftar itu, menolak berkomentar. Kementerian luar negeri Tiongkok belum menanggapi permintaan komentar perihal daftar tersebut.

Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tindakannya dalam beberapa bulan terakhir melawan Tiongkok. Sepuluh hari yang lalu, dia mengumumkan perintah eksekutif yang melarang investasi AS di perusahaan Tiongkok yang menurut Washington dimiliki atau dikendalikan oleh militer Tiongkok.

Daftar (nama perusahaan Tiongkok) yang tertunda muncul setelah Departemen Perdagangan AS pada April memperluas definisi "pengguna akhir peralatan militer".

Aturan bulan April itu tidak hanya ditujukan untuk angkatan bersenjata dan polisi nasional, tetapi juga setiap orang atau entitas yang mendukung atau berkontribusi pada pemeliharaan atau produksi barang-barang militer - bahkan jika bisnis utama perusahaan itu termasuk bidang non-militer.

Artikel Menarik Lainnya:


 

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X