Simpatisan Ormas Kerap Berkerumun, IPW Minta Intelijen Waspadai Aksi Terorisme

- Selasa, 24 November 2020 | 13:48 WIB
Ilustrasi kerumunan massa Ormas. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Ilustrasi kerumunan massa Ormas. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Indonesian Police Watch (IPW) mengimbau agar intelijen, Densus 88 AT dan BNPT untuk mewaspadai adanya aksi teror di Indonesia. Sebab, kerumunan massa yang terjadi akhir-akhir ini membuka peluang gerakan dari kelompok radikal dan jaringan teroris.

"Pihak kepolisian terutama jajaran intelijen, Densus 88 dan BNPT perlu mewaspadai akan munculnya aksi terorisme di Indonesia. Sebab, dengan maraknya aksi kerumunan massa dan meluasnya gerakan intoleransi akhir-akhir ini telah membuat kalangan radikal dan jaringan terorisme seakan mendapat angin untuk beraksi terutama saat menjelang akhir tahun," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/11/2020).

Neta menyebut dari data IPW, simpatisan orang yang berkerumun sempat ada yang terlibat aksi terorisme. Untuk itu lah pihak intelijen, Densus 88 dan BNPT harus lebih waspada saat ini.

"Dari pendataan IPW, simpatisan ormas yang sering melakukan kerumunan massa pernah ada yang terlibat dalam aksi terorisme. Di tahun 2017 jumlah mereka yang ditangkap Polri mencapai 37 orang dari berbagai daerah," beber Neta.

Baca Juga: Anies Baca Buku 'How Democracies Die', PDIP DKI: Nyindir Dirinya Sendiri

Puluhan orang yang sempat ditahan di Nusa Kambangan, Gunung Sindur Bogor itu pun disebut Neta sudah bebas dan keberadaannya sudah tidak terlacak. Lebih jauh Neta mengatakan peran-peran puluhan orang itu antara lain menyembunyikan buronan teroris hingga ikut melakukan aksi teror itu sendiri.

"Dikhawatirkan dengan meluasnya aksi-aksi kerumunan massa dan gerakan intoleransi belakangan ini mereka kembali bermanuver dan melakukan aksi teror," kata Neta.

Lebih jauh Neta mengatakan ada sebanyak sekitar 500 orang napi dari seluruh lembaga pemasyarakat di Indonesia yang sudah bebas. Ratusan orang itu pun juga tidak terdeteksi keberadaannya.

"Para mantan napi yang tidak terlacak keberadaannya memang perlu diwaspadai agar tidak bermanuver untuk melakukan aksi teror kembali," pungkas Neta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X