Mengerikan! Satu Keluarga Dibantai Kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Rumah Ibadah

- Sabtu, 28 November 2020 | 16:14 WIB
Cuplikan pembantaian di Sigi, Sulawesi Tengah. (istimewa)
Cuplikan pembantaian di Sigi, Sulawesi Tengah. (istimewa)

Empat orang yang masih satu keluarga dibantai secara keji di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat pagi (27/11/2020). Korban adalah sepasang suami istri, anak, serta menantu.

Mirisnya, peristiwa pembantaian itu diduga terjadi di rumah ibadah Bala Keselamatan yang dijadikan tempat peribadatan umat Kristen (semacam kapel). Setelah membantai penghuninya, pelaku kemudian membakar bangunan tersebut, di mana jasad para korban berada di dalam.

Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, membenarkan bahwa korban berjumlah empat orang. Jenazah para korban, kata dia, saat ini masih di lokasi kejadian dan belum dievakuasi.

''Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. Itu mertua, anak, menantu. Kalau situasi tentunya masih mencekam, mayat untuk sementara masih di TKP,'' katanya, seperti dikutip Indozone dari Antara.

Rifai menjelaskan bahwa lokasi pembantaian itu memang sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.

Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyautama menjelaskan saat ini aparat kepolisian masih menuju ke lokasi pembunuhan untuk melakukan pengecekan.

Ia belum dapat memberikan informasi lebih terkait pembunuhan satu keluarga ini, apakah ada keterkaitan dengan Kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso, atau tidak.

Diketahui pula, selain rumah ibadah Bala Keselamatan, pelaku juga membakar enam rumah warga lainnya.

Kata Ketua PGI

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom, melalui akun Facebook-nya menyampaikan prihatian atas kejadian tersebut.

"Saya mengungkapkan belarasa kepada keluarga yang ditinggal dan umat Bala Keselamatan di Lembantongoa," katanya.

Kasus ini membawa ingatannya pada sejumlah kasus kekerasan lain yang pernah terjadi di wilayah Sulawesi Tengah. Gomar berharap, polisi dapat bertindak cepat memberantas kelompok radikal yang diduga dalang di balik peristiwa tersebut.

"Terkait dengan ini tentu kita sangat berharap agar aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa kombatan teroris, agar masyarakat bebas dari ancaman teror, khususnya di sekitaran Poso dan Sigi. Kehadiran Negara diperlukan di seluruh pelosok negeri untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat," katanya.

Gomar pun mengimbau masyarakat, khususnya di lokasi kejadian, untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah ini sepenuhnya kepada aparat. 

"Marilah kita semua bahu membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama di negeri tercinta ini. Kolaborasi dan kerja-kerja tokoh agama lintas kepercayaan bersama pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah radikalisme dan terorisme di dalam negeri, bahkan dunia ini," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X