PM Pakistan Kembali Dikritik Setelah Menyalahkan Pakaian Wanita Pemicu Pemerkosaan

- Senin, 21 Juni 2021 | 16:02 WIB
PM Pakistan, Imran Khan. (REUTERS/Saiyna Bashir)
PM Pakistan, Imran Khan. (REUTERS/Saiyna Bashir)

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah menuai kritik keras setelah dia mengatakan bahwa meningkatnya kasus kekerasan seksual di negara itu karena cara berpakaian wanita.

Dalam sebuah wawancara dengan Axios on HBO, Imran Khan berkata, 'jika seorang wanita mengenakan pakaian sempit, itu akan berdampak pada pria, kecuali mereka adalah robot. Itu hanya akal sehat.'

Dikutip dari India Today, pernyataannya ini menyebabkan kemarahan di media sosial, di mana para pemimpin oposisi dan jurnalis mengkritiknya.

"Mengecewakan dan terus terang memuakkan melihat PM Imran Khan mengulangi menyalahkan korbannya terkait alasan kekerasan seksual di Pakistan," cuit Reema Omer, Penasihat Hukum, Asia Selatan, Komisi Ahli Hukum Internasional.

Pernyataan Imran Khan datang beberapa bulan setelah pemain kriket yang berubah menjadi politisi itu mengatakan bahwa vulgar harus disalahkan atas meningkatnya kasus kekerasan seksual di Pakistan.

Dalam sebuah wawancara di televisi langsung, PM Imran Khan berkata, 'seluruh konsep purdah ini adalah untuk menghindari godaan. Tidak semua orang memiliki tekad untuk menghindarinya.'

Pemimpin Pakistan itu menanggapi pertanyaan tentang langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahnya untuk mencegah kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual.

Menyusul komentarnya pada bulan April, ratusan orang telah menandatangani pernyataan menuntut permintaan maaf dari Khan atas pandangannya yang regresif.

Data resmi yang dirilis oleh Pakistan mengungkapkan bahwa setidaknya 11 kasus pemerkosaan dilaporkan di negara itu setiap 24 jam. Sebanyak 22.000 kasus seperti itu telah dilaporkan ke polisi selama enam tahun terakhir. Namun, tingkat hukuman narapidana pemerkosaan di Pakistan sangat rendah 0,3 persen.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X