Bos Bank Afghanistan Peringatkan Keuangan di Afghanistan Hampir Kolaps

- Selasa, 28 September 2021 | 11:33 WIB
Seorang pria memegang seikat uang kertas Afghanistan di pasar pertukaran uang. (REUTERS/Stringer)
Seorang pria memegang seikat uang kertas Afghanistan di pasar pertukaran uang. (REUTERS/Stringer)

Kepala Eksekutif Bank Islam Afghanistan, Syed Moosa Kaleem Al-Falahi, mengatakan kepada BBC bahwa Industri keuangan negara Afghanistan berada dalam krisis eksistensial karena pelanggan panik.

"Ada penarikan besar-besaran yang terjadi saat ini," kata Syed Moosa Kaleem Al-Falahi, di Dubai, tempat tinggal sementara karena kekacauan di Kabul.

Dilansir BBC, ekonomi Afghanistan sudah goyah bahkan sebelum Taliban mengambil alih negara itu pada pertengahan Agustus.

Afghanistan sangat bergantung pada bantuan asing, sekitar 40% dari produk domestik bruto (PDB) berasal dari bantuan internasional, menurut Bank Dunia.

Baca juga: Italia Merasa Berat Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

Namun, sejak Taliban mengambil alih, Barat membekukan dana internasional, termasuk aset yang dapat diakses Afghanistan dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Al-Falahi mengatakan bahwa hal ini mendorong Taliban untuk mencari sumber lain agar keuangan negara itu stabil.

"Mereka menantikan China dan Rusia, dan beberapa negara lain juga," kata Al-Falahi.

China telah mengatakan keinginannya untuk membantu membangun kembali Afghanistan dan bekerja sama dengan Taliban.

Namun, Taliban berada di bawah tekanan untuk memperbaiki masalah ekonomi Afghanistan. Di mana inflasi melonjak, mata uang negara itu anjlok, ini membuat orang-orang putus asa  karena banyak yang kehilangan pekerjaan dan kekurangan uang.

Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa hanya 5% rumah tangga di Afghanistan yang cukup makan setiap hari.

Mengakses dana internasional dan bantuan asing adalah kunci untuk kelangsungan hidup Afghanistan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X