Electoral College akan menggelar pertemuan pada 14 Desember mendatang untuk menentukan hasil terakhir pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Bila mereka mengumumkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih, maka Donald Trump akan hengkang dari Geung Putih.
Melansir dari Reuters, sebelumnya Presiden petahana asal Partai Republik itu mengatakan akan meninggalkan Gedung Putih jika Electoral College memilih presiden terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden. Hal itu ia ucapkan di Gedung Putih usai berbicara di hadapan pasukan AS selama pidato Thanksgiving Day.
Pernyataan ini menyiratkan bila ia akan menyerah, bila keputusan itu sudah ditetapkan. Namun, Trump sampai saat ini masih berharap gugatannya terhadap kecurangan pilpres AS didengarkan, meskipun tanpa bukti yang kuat.
Hingga kini, Trump menolak mengakui hasil pilpres dan terus mengklaim tanpa bukti bahwa pemilu AS diwarnai kecurangan. Trump juga bersikeras bahwa dialah yang menjadi pemenang pilpres, bukan Joe Biden.
Baca Juga: Berdalih Tak Mau Ubah Tradisi, Melania Trump Ngotot Gelar Pesta di Gedung Putih
Sebelumnya, seorang profesor hukum keamanan nasional di Universitas Texas, Robert Chesney mengatakan bila kemenangan Biden telah ditentukan, maka tak ada alasan Tump untuk lebih lama di Gedung Putih.
"Jika Trump benar-benar menolak meninggalkan Gedung Putih, pada 20 Januari dia akan dianggap sebagai "penyusup." Secret Service (Dinas Rahasia) akan datang dan mengantarnya keluar," kata Chesney.
Biden unggul dalam pemilihan presiden AS 3 November dengan perolehan 306 suara Electoral College, lebih dari 270 suara yang diperlukan. Sedangkan Trump, ia hanya mengantongi 232 suara.
Posisi Biden juga berada di atas Trump dengan margin kemenangan lebih dari enam juta suara. Biden sendiri dijadwalkan akan dilantik pada 20 Januari 2021.
