Menhan Prabowo Akui Operasi Kapal Selam Paling Sulit dan Berbahaya, Tak Semua Mampu

- Minggu, 25 April 2021 | 10:45 WIB
Kiri: Menhan Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) / Kanan: KRI Nanggala 402 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Kiri: Menhan Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) / Kanan: KRI Nanggala 402 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kehandalan alutsista Indonesia menjadi topik hangat usai tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali, Rabu (21/4/2021).

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan bahwa operasional kapal selam memang salah satu operasi yang sulit dan berbahaya.

"Yang perlu digaris bawahi apalagi masalah operasional kapal selam ini, ini salah satu di dunia adalah operasi ataupun suatu bidang peperangan yang kompleks, sulit dan berbahaya," kata Prabowo, dikutip Minggu (25/4/2021).

Prabowo menjelaskan bahwa tidak gampang untuk menjadi awak kapal selam. Prajurit harus punya mental baja mengatasi segala masalah, termasuk jika terjadi kecelakaan.

"Untuk menjadi awak kapal selam itu membutuhkan psikologi khusus, tidak semua mampu di situasi seperti ini," lanjutnya.

Prabowo membeberkan bahwa bukan hanya Indonesia yang pernah mengalami kecelakaan kapal selam. Mulai dari AS hingga Rusia juga pernah mengalami kasus kecelakaan kapal selam.

Disinggung soal peremajaan alutsista TNI, Prabowo mengatakan pengadaan alutsista modern butuh anggaran besar. Pemerintah di tengah dilema antara meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau memodernisasi alutsista.

"Bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak diganggu," kata Prabowo.

Namun, saat ini Jokowi telah memerintahkan Menhan Prabowo beserta jajaran TNI menyusun pengadaan alutsista TNI hingga 25 tahun ke depan.

"Kita sedang merumuskan pengelolaan pengadaan alutsista untuk lebih tertib, lebih efisien tapi kita memang perlu meremajakan alutsista kita, banyak alutsista kita memang karena keterpaksaan dan karena kita mengutamakan pembangunan kesejahteraan kita belum modernisasi lebih cepat," kata dia.

Saat ini, alutsista yang ada akan dimaksimalkan terlebih dahulu dengan peremajaan optimal sehingga bisa digunakan secara efisien.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X