Kemunculan varian baru Corona memang tak bisa dibendung. Apalagi setelah hadirnya varian Delta. Vaksin satu-satunya cara untuk memberantasnya. Namun, vaksin yang mana sih?
Terkait hal tersebut, Kepala peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Soumya Swaminathan memberi jawaban. Ia mengatakan bahwa sebenarnya sulit membandingkan vaksin hanya dari data efikasi.
"Sebagai contoh kita tahu vaksin mRNA, BioNTech-Pfizer dan Moderna, mereka memicu respons antibodi serta efikasi yang sangat tinggi. Tapi ini bukan gambaran utuh. Karena banyak vaksin lain yang tidak memicu respons antibodi setinggi itu bisa juga menstimulasi sistem imun lain bernama cell mediated immune response," papar Dr Soumya seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO, Selasa (29/6/2021).
"Ini alasan kenapa vaksin lain bisa tetap memberikan perlindungan yang baik meski memicu tingkat antibodi yang berbeda-beda... Jadi imunologi dari vaksin ini begitu kompleks," lanjutnya.
Dr Soumya yakin dengan kemajuan teknologi dan cara penelitian, maka nantinya akan ada vaksin yang benar-benar efektif dibandingkan vaksin yang ada saat ini. Namun, ia menegaskan untuk sekarang ini, gunakan vaksin yang ada dulu.
