Masyarakat Masih Abai Jaga Jarak, dr Reisa: Belum Saatnya Longgarkan Prokes

- Rabu, 15 September 2021 | 15:02 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro. (Instagram/reisabrotoasmoro)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro. (Instagram/reisabrotoasmoro)

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat untuk terus menaati protokol kesehatan (prokes) meski sudah melakukan vaksinasi.

Ia menegaskan belum waktunya untuk melonggarkan prokes walaupun kasus harian Covid-19 terus menurun. Jika prokes dianggap remeh, penyebaran virus bisa merajalela lagi.

Dokter Reisa mengakui bahwa mayoritas penduduk Indonesia sudah kian menaati protokol kesehatan dalam menjalani aktivitasnya, terutama jika harus beraktivitas di luar ruangan. Menurut Data Penerapan Protokol Kesehatan Masyarakat dari Satgas Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19, kepatuhan memakai masker meningkat beberapa minggu belakangan.

"Sebesar 90,77 persen taat mengenakan masker, sedangkan masih ada 9,23 persen yang masih lalai melakukannya," kata dr. Reisa.

Namun, untuk urusan jaga jarak fisik di tempat umum, dr Reisa mengatakan melalui data yang sama, memaparkan bahwa dari seluruh lokasi kerumunan yang dipantau dalam tujuh hari terakhir, masyarakat cenderung lupa untuk tidak menjaga jarak di sejumlah tempat umum.

Tempat-tempat itu di antaranya adalah restoran / kedai (13,9 persen), jalan umum (11,9 persen), bandar udara (11,7 persen), tempat olahraga publik / Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) (11,1 persen), dan tempat wisata (9,8 persen).

"Ini termasuk ke dalam kategori kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan kurang dari 60 persen," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan harus dijalankan secara bersamaan. Meski sudah divaksin, dr Reisa menyebut masyarakat belum 100 persen kebal dari virus, sehingga memang dibutuhkan perlindungan ekstra meskipun vaksin bisa menurunkan risikonya.

BACA JUGA: Trik Bawa Anak ke Dokter Gigi Tanpa Rasa Takut

"Saya harap prokes tidak akan longgar lagi dan terus tinggi (penerapannya). Pandemi belum usai, dan kita belum tahu kapan akan berakhir, risiko penularan masih ada," kata dia.

"Melihat negara-negara lain, kita harus belajar bahwa ketika mereka mulai longgarkan prokes, ternyata terjadi lonjakan kasus yang tinggi. Sekarang belum saatnya kita longgarkan (prokes). Ke depannya saya harap ketaatan terus tinggi, dan makin terbiasa dengan prokes. Bukan cuma untuk pencegahan Covid-19, tapi juga penyakit menular lainnya," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X