Seperti diketahui, Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada akhir tahun 2020 dan di pertengahan tahun 2021. Lonjakan kasus terjadi sejalan dengan peningkatan mobilitas yang terjadi karena perayaan hari besar keagamaan.
Berkaca dari lonjakan itu, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya ancaman gelombang ketiga Covid-19 di akhir tahun 2021, seperti yang diprediksi oleh sejumlah ahli.
"Ancaman gelombang ketiga yang diprediksi oleh para ahli akan terjadi Desember karena di situ lah Nataru, dan pergantian cuaca. Ini yang menjadi ancaman peningkatan Covid-19," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 , Letjen TNI Ganip Warsito, Senin (18/10).
Sejumlah antisipasi terus dilakukan pemerintah untuk menghadapi terjadinya lonjakan kasus, di antaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga meningkatkan kapasitas tes Covid-19.
Selain itu, memperketat akses masuk ke Indonesia juga akan mencegah masuknya virus varian baru.
"Titik masuk kita sudah sangat dibatasi, (akses) udara hanya di Soekarno-Hatta dan Sam Ratulangi, Manado, lalu kemudian darat hanya boleh di Entikong, Aruk, Nunukan dan Motaain di Timor Leste dan laut juga hanya dua, Batam dan Tanjungpinang," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi.
Lalu, mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi semua kalangan walau saat jumlah kasus orang terpapar terus alami penurunan. Dan terakhir, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
Sonny juga mengatakan, mencegah potensi ancaman gelombang ketiga ini bukan hanya tugas pemerintah semata, melainkan semua pihak.
"Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk keberhasilan kita melawan virus Corona," kata Sonny.
