Jangan Salah Lagi, Berikut 4 Mitos dari Seks BDSM

- Selasa, 2 Maret 2021 | 19:55 WIB
Ilustrasi BDSM. (Photo/Freepik)
Ilustrasi BDSM. (Photo/Freepik)

BDSM merupakan sejumlah kegiatan seksual yang melibatkan praktik bondage and discipline (perbudakan dan disiplin), dominance and submission (dominansi dan penyerahan diri), atau sadism and masochism (sadisme dan masokisme).

Seluruh kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh kepuasan dalam berhubungan intim. Seringkali BDSM digambarkan secara keliru dalam sebuah film, sehingga BDSM sering disalahartikan sebagai bentuk penyimpangan seksual.

Nah, untuk itu jangan salah mengartikannya karena beberapa pernyataan ini adalah mitos dari BDSM yang dikutip dari Insider:

1. BDSM merupakan penyimpangan seksual

Menurut Hammack, seorang ahli Seksologi tidak ada kaitan antara BDSM dengan kesehatan mental yang berkaitan dengan aktivitas seksual.

Baca Juga: Janin Wanita Israel Ini Meninggal di Dalam Rahim Setelah Ibunya Tertular Covid-19

Orang yang tertarik pada BDSM bisa disebabkan karena sejumlah alasan, sehingga mengaitkan persoalan BDSM dengan kejiwaan adalah hal yang tidak ada gunanya.

2. BDSM adalah orang yang trauma di masa lalu

Salah satu kesalahpahaman paling umum tentang BDSM adalah bahwa orang yang menikmatinya pasti pernah menjadi korban pelecehan atau trauma masa kanak-kanak.

Sebuah studi tentang BDSM, mendapati kebanyakan orang yang menikmati dan terlibat dalam BDSM tidak mengemukakan pengalaman traumatis di masa lalu sebagai alasan untuk melakukan praktik tersebut.

3. Orang yang bersedia untuk BDSM akan menuruti kemauan pasangan

Dalam melakukan BDSM, tentu pasangan harus mengetahui batasan-batasan yang akan mereka lakukan. Dan jika salah satu pihak menolak untuk melakukannya, hal ini bisa saja untuk dilakukan.

4. BDSM hanya tentang seks

Secara praktiknya, BDSM tidaklah hanya persoalan seks, namun lebih luas dari itu. Yang terpenting dalam BDSM adalah salah satu pihak menginginkan untuk menguasai pihak lainnya dengan persetujuan kedua belah pihak. Apabila pihak lain merasa keberatan untuk perjanjian tersebut, maka salah satu pihak dapat membatalkan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X