Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memimpin uji klinis tiga obat yang cukup potensial mengobati pasien COVID-19. Ketiga obat tersebut adalah artesunate, imatinib, dan infliximab.
"Terapi ini (artesunate, imatinib, dan infliximab) dipilih oleh panel ahli independen karena potensinya dalam mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit," kata WHO dalam sebuah pernyataan tentang uji klinis Solidarity PLUS, dikutip dari Reuters, Kamis (12/8/2021).
Disebutkan bahwa riset obat ini melibatkan ribuan peneliti di lebih dari 600 rumah sakit. Salah satu negara yang terlibat ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus adalah Finlandia. Negara tersebut menjadi negara pertama yang mendaftarkan pasien dalam uji klinis Solidaritas PLUS ini.
"Ada banyak varian, dan semua varian dapat muncul di mana saja di planet ini. Jadi, memiliki begitu banyak situs di banyak negara dan wilayah yang berbeda akan membantu kami mendapatkan jawaban ini secepat mungkin," kata Marie Pierre Preziosi, salah seorang ilmuwan yang memimpin penelitian dan pengembangan di WHO.
Diketahui bahwa obat-obatan yang sedang diuji ini sebelumnya digunakan untuk mengobati penyakit lain misalnya artesunate untuk malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan tubuh seperti penyakit Crohn serta rheumatoid arthritis.
Sebelumnya obat yang diuji oleh WHO adalah remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir, dan interferon. Namun semuanya masih kurang memuaskan. Dan yang paling bagus sejauh ini adalah kortikosteroid yang terbukti efektif untuk melawan COVID-19 yang parah hingga kritis.
