Daun katuk atau daun nasi-nasi adalah spesies tumbuhan yang terdapat banyak di Asia Tenggara.
Para pecinta rebusan pasti sudah pernah mendengar atau sering mengkonsuminya daunnya sebagai sayuran. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam.
Cukup merebusnya dengan cabai, bawang dan garam saja ia sudah menjadi hidangan lezat apalagi ditemani dengan sambal belacan dan ikan goreng.
Meski tergolong sayuran minor namun daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini juga kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C.
Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium.
Daun katuk memiliki warna hijau gelap karena kadar klorofilnya yang tinggi. Daun katuk biasa dipercaya oleh ibu-ibu menyusui dimana mengkonsumsi daunnya disebut dapat memperlancar keluarnya ASI.
Tapi perlu diketahui juga bahwa daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
Untuk mengkonsumi daun katuk sangat disarankan untuk tidak memakannya dalam kondisi mentah. Nutrisi yang diterima tubuh akan lebih optimal jika merebusnya terlebih dahulu, proses pemasakan akan menghilangkan racun yang terkandung di dalam daun katuk.
Tak cuma direbus daun katuk juga bisa diolah dalam hidangan lain seperti menumisnya, menggulai, mencampurnya ke dalam sup atau omelet.
Artikel Menarik Lainnya:
- Buah dan Sayuran Berwarna Ungu Ini Baik Untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh
- Minum Smoothie Membantu Meningkatkan Kekebalan Tubuh, Begini Cara Membuatnya
- Cara Sederhana untuk Meningkatkan Kadar Vitamin C