Penelitian: Kucing Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19 daripada Anjing

- Minggu, 25 Juli 2021 | 13:45 WIB
Kucing. (photo/Pexels/Pixabay)
Kucing. (photo/Pexels/Pixabay)

Penelitian untuk lebih memahi virus SARS-CoV-2 terus berlanjut, dan sebuah studi baru telah menyoroti seberapa besar dari kemungkinan hewan peliharaan kita terinfeksi, khususnya yang telah menemukan bahwa kucing lebih rentan terinfeksi daripada anjing terhadap virus yang sebabkan COVID-19

Para ilmuwan menganalisis serum darah dari total 239 kucing peliharaan dan 510 anjing peliharaan, yang dikumpulkan antara pertengahan Aprile dan pertengahan Juni 2020. Penelitian ini dilakukan untuk mencari antibodi yang mengindikasikan infeksi dari SARS-CoV-2 sebelumnya. 

Hasil penelitian sendiri telah menunjukkan bahwa 8% kucing, tetapi kurang dari 1% anjing telah tertular COVID-19, tunjukkan bahwa virus dapat ditularkan antara spesies, dan kucing lebih mungkin tertular dan terinfeksi dibanding anjing. Melihat hal itu, salah seorang ahli biologi molekuler Hinh Ly dari University of Minnesota memberikan komentarnya. 

“Karena hewan pendamping dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular, menentukan seberapa rentan dua spesies hewan peliharaan paling populer di Amerika Serikat terhadap SARS-CoV-2 – dan seberapa lazim penyakit itu di antara mereka – dapat memiliki dampak yang signifikan. untuk kesehatan manusia dan hewan," ungkapnya. 

Temuan ini hanyalah bagian dari gambaran lebih besar yang mulai dikumpulkan para peneliti ketika menyangkut hewan dan COVID-19. Meskipun kita tahu bahwa hewan peliharaan dapat terinfeksi SARS-CoV-2, kemungkinan mereka menjadi sakit akan menjadi rendah. 

Dalam studi baru ini, para peneliti tidak dapat melihat secara rinci mengapa kucing mungkin lebih rentan pada infeksi dari anjing. Protein ACE2 pada kucing bertindak sebagai reseptor untuk COVID-19 dan bisa menjadi salah satu alasannya. 

Untuk saat ini, tim sedang mengerjakan studi lanjutan yang mencakup bulan-bulan terakhir pada 2020, ketika jumlah kasus COVID-19 pada manusia di daerah itu jauh lebih tinggi.

“Hasilnya akan membantu memperjelas prevalensi penularan lintas spesies virus corona ini di antara hewan peliharaan dan pemiliknya,” kata ahli virologi molekuler Yuying Liang , dari University of Minnesota.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X