Ketegangan masih terjadi antara Palestina dan Israel yang bermula dari serangan aparat Israel terhadap jemaah di Masjid Al-Aqsa.
Hamas kemudian mengirimkan ratusan roket ke Israel, namun tidak semuanya tembus karena ditangkal oleh Iron Dome.
Meski alutsistanya canggih, sebenarnya pasukan Israel menyimpan ketakutan terhadap para sniper Hamas. Saking senyapnya, saat tentara Israel terbunuh oleh tembakan sniper Hamas, para sniper Hamas lainnya tidak tau siapa yang mengeluarkan tembakan tersebut.
Hal ini pun membuat tentara Israel kalang kabut karena menyadari bahwa setiap saat mereka terancam terbunuh oleh para pasukan sniper Hamas.
Hamas memang memiliki pasukan sniper yang tangguh dan dilengkapi senjata mematikan yang berasal dari Austria dan Iran.
Sniper buatan Austria tersebut adalah Styer HS 50 yang memiliki akurasi tembakan hingga 1,5 km. Sementara, senjata buatan Iran yang digunakan Hamas adalah Sayad- 2.
Senjata Sayad-2 ini mampu menembus material perlindungan bahkan hingga jarak 2 km. Tembok tetap bisa ditembus oleh peluru dari Sayad-2 dan memberikan efek mengerikan untuk target.
Dengan peluru kaliber 50 BMG, senjata Sayad-2 akan meninggalkan luka menganga di tubuh korban. Jika mengenai kepala, maka kepala target akan hilang separuh atau semuanya.
Hal inilah yang membuat pasukan Israel ketar-ketir karena jika terkena tembakan sniper Hamas, kecil kemungkinan untuk diselamatkan.
