Pada tahun 1950-an, Habib Husein Shihab menggerakan para pemuda Arab dan membuat sebuah himpunan dalam bidang kepanduan untuk mengabdi kepada bangsa.
Ia dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan sangat cekatan dalam memimpin, salah satunya ketika ia memimpin himpunan kepanduan tersebut.
Ketika kolonial Belanda kembali ke Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, Habib Husein Shihab bertugas di Rode Kruis (kini Palang Merah Indonesia) dalam bagian logistik.
Salah satu peran heroiknya adalah menyuplai makanan dan pakaian secara sembunyi-sembunyi untuk para perjuang yang kala itu sedang bergerilya di sekitaran Jakarta.
Sayangnya, aksi tersebut diketahui oleh NICA (tentara Belanda) karena ada salah satu kawannya yang melaporkan kepada NICA.
Habib Husein Shihab dibawa ke penjara dan divonis hukuman mati oleh Belanda. Beruntungnya, ia berhasil kabur dengan melompat ke Kali Malang dan ditolong oleh KH Noer Ali, pejuang asal Bekasi yang ditakuti NICA.
Habib Husein Shihab, sosok pemuda Arab heroik tersebut adalah ayah dari Habib Rizieq Shihab, pimpinan organisasi Front Pembela Islam (FPI).
Habib Husein Shihab, meninggal dunia di usia 46 tahun pada 1966 di Polonia, Jatinegara. Kala itu Habib Rizieq Shihab masih berusia 11 bulan.
