Peneliti Temukan Spesies Terbaru dari Kelabang di Okinawa dan Taiwan!

- Minggu, 18 April 2021 | 16:14 WIB
Tampilan spesies terbaru kelabang yang berhasil ditemukan. (photo/Dok. Tokyo Metropolitan University via Ani News)
Tampilan spesies terbaru kelabang yang berhasil ditemukan. (photo/Dok. Tokyo Metropolitan University via Ani News)

Spesies terbaru dari kelabang tropis yang besar berasal dari genus Scolopendra telah ditemukan peneliti dari Tokyo Metropolitan University dan Hosei University di okinawa dan Taiwan. Ini merupakan kelabang amfibi ketiga yang diidentifikasi di dunia dan merupakan yang terbesar di wilayah itu, dengan panjang 20 cm dan tebal hampir 2 cm. 

Ini juga merupakan kelabang pertama yang diidentifikasi di Jepang dalam 143 tahun, bukti keanekaragaman hayati yang luar biasa di Kepulauan Ryukyu. Scolopendra sendiri merupakan genus besar, kelabang tropis, salah satu genera asli dinamai oleh bapak taksonomi modern. Carl Linnaeus. Mereka merupakan predator terkuat di ekosistem tanah mana pun yang mereka huni, dengan sekitar 100 spesies berbeda ditemukan di wilayah tropis di seluruh dunia. Dari jumlah itu, hanya terdapat lima yang sudah diidentifikasi di Jepang dan Taiwan. 

Para ilmuwan sangat senang ketika berita datang dari spesies kelabang tidak dikenal yang terlihat di sekitar Kepulauan Ryukyu, dilaporkan menyerang udang air tawar raksasa. Sebuah tim yang dipimpin Sho Tsukamoto berangkat mencari dan mengidentifikasi makhluk misterius itu. 

Ternyata mereka temukan spesies yang sama sekali baru. Analisis genetik menegaskan bahwa itu berada dari salah satu Scolopendra lain yang menghuni wilayah itu. Dengan panjang sekitar 20 cm dan lebar 2 cm, ini merupakan spesies kelabang terbesar yang dapat ditemukan di Jepang dan Taiwan. 

Khususnya, para ilmuwan menemukan bahwa kelabang lebih menyukai lingkungan tepi sungai, dan tunjukkan karakter amfibi, menjadikannya hanya Scolopendra amfibi ketiga di dunia. Ini adalah penemuan kelabang baru yang pertama di Jepang dalam 143 tahun. 

Spesies ini kemungkinan besar terancam punah, dan saat ini mendiami aliran hutan yang tidak dikunjungi orang. Tim berharap dapa terus memantau dan mempelajarinya dari jarak yang aman, dengan tujuan melestarikan habitatnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X