Menerima klaim dari dokter bahwa mengidap kanker, tentu akan membuat seseorang merasa terpukul. Sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan tersebut.
Bagi anggota keluarga atau teman dari pengidap kanker, tentu akan merasa sedih, ada kemungkinan juga kebingungan soal apa yang harus dilakukan untuk mendukung mereka.
Spesialis kedokteran jiwa dari RS Kanker Dharmais Jakarta dr I Gusti Ngurah Agastya menegaskan, penyakit kanker tidak hanya menimbulkan penderitaan secara fisik bagi pasien, tetapi juga penderitaan secara kejiwaan dan mental.
Baca juga: Peringati Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Bagi Kita Pahami Penyakit Kanker Sejak Dini
"Jadi karena itu banyak yang enggan melakukan pengobatan setelah mendapat hasil terkena kanker," ujar dr Aga dalam acara World Cancer Day 2023 di kawasan Kota Tua, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023).
Beberapa masalah emosional dan mental pasien yang terdiagnosa kanker seperti depresi, gangguan stres pascatrauma, gangguan kecemasan umum, hingga gangguan emosional yang parah.
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk memberi dukungan kepada penderita kanker?
"Disini pentingnya peran keluarga dan orang terdekat untuk mendukung pasien dari pasien pasca diagnosis dan pada masa pengobatan. Dari pengalaman klinis, banyak yang merasa takut atau putus asa sehingga pengobatannya tertunda," lanjut dr Aga.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung pasien kanker.
1. Selalu hadir untuk mereka
Seorang pengidap kanker merasakan perubahan emosi akibat diagnosisnya, salah satunya merasa kesepian. Untuk itu, penting bagi orang terdekat meyakinkan bahwa mereka tidak sendirian dan akan selalu ada untuk dia.
Keluarga dan teman dekat bisa meyakinkan pasien untuk selalu ada ketika membutuhkan bantuan, butuh teman bercerita, atau ketika ingin ditemani karena sedang tak mau sendiri.
2. Dengarkan dan validasi
Saat orang terdekat mengungkapkan ketakutannya pasca menerima vonis, jangan paksa untuk tidak merasakan emosi tersebut. Disarankan untuk membantu pasien memvalidasi perasaannya karena hal tersebut merupakan proses menerima keadaan.
Baca juga: Benarkah Susah Menelan saat Makan Tanda Mengalami Penyakit Kanker Paru-paru?
"Kita boleh merasa sedih dan takut, justru emosi tersebut perlu disalurkan secara baik. Jangan malah dibilang, 'jangan sedih, jangan takut'," imbau dr Aga.
