Neuropati Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Perbedaan Kebas Biasa & Kebas Gangguan Saraf!

- Senin, 20 Juni 2022 | 19:15 WIB
Ilustrasi kebas (Freepik/Daria Kulkova)
Ilustrasi kebas (Freepik/Daria Kulkova)

Neuropati menjadi salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia. Apalagi sejak pandemi COVID-19 melanda.

Penyakit ini muncul akibat gangguan kerusakan saraf tepi dengan gejala kebas dan kesemutan yang mengganggu fungsi sensorik, motorik, dan otonom.

Baca juga: Masalah Neuropati Meningkat Selama Pandemi, Pakar Ungkap Gejala Umum yang Dialami Pasien

Gangguan neuropati yang tidak cepat diatasi dapat menimbulkan masalah jangka panjang yang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga emosional.

-
dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) dalam acara Neuropathy Awareness Week Feel Life Campaign (Dok. P&G Health )

Menurut Ketua Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), neuropati ini dapat menyerang siapa saja. Terutama mereka yang tidak aktif bergerak.

“Ini bisa terjadi pada siapa saja, pada bayi, anak, remaja, dewasa awal hingga dewasa akhir. Siapa saja, yang ‘hidupnya leyeh-leyeh.’ Walau penyebabnya beragam, bisa keturunan atau karena neuropati jeratan,” ucapnya dalam kegiatan Neuropathy Awareness Week Feel Life Campaign yang diikuti INDOZONE secara daring, Senin (20/6/2022).

Adapun untuk kasus neuropati selama pandemi COVID-19, dr. Manfaluthy mengungkap banyak menerima laporan dari pasien yang mengeluhkan kesemutan akibat aktivitas di depan komputer. 

“Terjadi akibat pekerjaan karena harus terus-terusan di depan komputer dengan posisi yang selalu sama dalam waktu yang lama dan berulang-ulang sehingga bagian saraf tertentu tertekan,” bebernya. 

Selain itu mengenai gejala neuropati, ada perbedaan besar dari rasa kebas dan kesemutan yang dirasakan penderita.

Menurut dr. Manfaluthy, kebas yang dirasakan penderita neuropati berlangsung lama dan berulang-ulang.

“Gejala kebas dan kesemutan yang normal itu terjadi pada bagian tubuh tertentu. Misalnya saat melakukan duduk bersila setelah bekerja sekian lama baru rasa kebas timbul, namun langsung hilang begitu kaki diluruskan.”

“Semantara kebas neuropati biusa terjadi kapan saja, bahkan saat penderita sedang tidak melakukan kegiatan apapun. Misal saat meluruskan tangan, terasa kebas dan berlangsung lama,” ungkapnya.

 

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X