Mengenal Lebih Dalam Wabah Kolera yang Mengancam Jiwa

- Senin, 14 Oktober 2019 | 16:29 WIB
Ilustrasi sakir perut. (Pixabay/derneuemann)
Ilustrasi sakir perut. (Pixabay/derneuemann)

Kolera merupakan penyakit infeksi serius di saluran pencernaan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontamnasi oleh bakteri Vibrio Cholerae.

Bakteri ini mengeluarkan enterotoksin (racun) pada saluran usus yang berakibat timbulnya diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat. Seseorang yang mengalami diare hebat dalam beberapa hari ini akan kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

Menurut buku Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia yang diterbitkan Departemen Kesehatan, penyakit kolera mulai dikenal pada 1821. Penyakit yang menyerang usus besar ini ditandai dengan gejala muntah-muntah dan buang air besar yang hebat. Penderita kolera dapat mengalami kematian dalam beberapa jam apabila tak mendapat penanganan secara serius.

Kebanyakan orang yang telah terinfeksi bakteri kolera atau vibrio cholerae ini umumnya tidak langsung jatuh sakit. Bahkan, beberapa dari mereka tidak pernah tahu bahwa mereka telah terinfeksi kolera.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi bakteri Vibrio cholerae ini biasanya terdapat pada:

  • Es batu yang cara pembuatannya tidak bersih
  • Makanan dan minuman yang dijual oleh pedagan kaki lima
  • Sayuran yang disirami dengan air yang terkontaminasi feses manusia
  • Ikan mentah atau setengah matang dan makanan laut yang ditangkap di perairan yang tercemar limbah

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 1,3 hingga 4 juta kasus kolera di seluruh dunia. Bahkan data WHO mencatat angka kematian akibat kolera berkisar antara 21 ribu hingga 143 ribu setiap tahunnya.

Lokasi yang masih banyak ditemukan kasus kolera adalah negara-negara berkembang, seperti Afrika, Amerika Latin, India, bahkan Indonesia.

Kolera dapat menyerang siapa saja, terutama pada orang-orang yang mengalami malnutrisi atau gizi buruk. Selain itu, angka kemunculan penyakit ini 2 kali lipat lebih banyak ditemukan pada orang bergolongan darah O dibanding golongan darah lainnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan agar terjauh dari kolera yang direkomendasikan oleh WHO adalah meminum air yang bersih. Pengadaan air bersih tentu sangat diperlukan terlebih bagi mereka yang berada di kamp-kamp pengungsian. Penggunaan vaksin juga diperlukan agar mengurangi penyebaran kolera.

Selain itu, pengobatan pertama bagi penderita kolera dapat dilakukan dengan jalan mengganti cairan tubuh dan garam yang hilang akibat diare. Pasien juga dapat diobati dengan diberikan larutan yang terdiri dari campuran garam dan gula. Larutan ini digunakan di seluruh dunia untuk mengobati diare. Namun dalam kasus diare parah, pasien tentu harus mendapat penanganan medis.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X