Awas! Banyak Orang Positif COVID-19 Jadi Kena Diabetes saat Dirawat di Rumah Sakit

- Senin, 28 Februari 2022 | 20:25 WIB
Seorang pria lansia menerima dosis vaksin CoronaVac COVID-19 Sinovac Biotech di pusat vaksinasi komunitas, di Hong Kong, Cina, 25 Februari 2022. (REUTERS/Tyrone Siu)
Seorang pria lansia menerima dosis vaksin CoronaVac COVID-19 Sinovac Biotech di pusat vaksinasi komunitas, di Hong Kong, Cina, 25 Februari 2022. (REUTERS/Tyrone Siu)

Dua tahun sejak kemunculannya, Pandemi COVID-19 terus mengalami pasang surut terkait penemuan-penemuan baru.

Kabar teranyar sebagaimana dilansir Reuters, pasien COVID-19 parah yang terjangkit diabetes saat dirawat di rumah sakit mungkin hanya akan mengidap penyakit sementara dan kadar gula darah mereka akan kembali normal setelahnya.

Para peneliti mempelajari 594 pasien yang menunjukkan tanda-tanda diabetes saat dirawat di rumah sakit karena COVID-19, termasuk 78 orang tanpa diagnosis diabetes sebelumnya.

Dibandingkan dengan pasien dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya, banyak dari pasien yang baru didiagnosis memiliki masalah gula darah yang lebih ringan tetapi COVID-19 yang lebih serius. 

Menurut laporan para peneliti dalam Journal of Diabetes and Its Complications, setahun setelah keluar dari rumah sakit, 40 persen pasien yang baru didiagnosis diabetes akan kembali ke kadar gula darah di bawah batas.

"Ini menunjukkan kepada kami bahwa diabetes yang baru didiagnosis mungkin merupakan kondisi sementara yang terkait dengan stres akut infeksi COVID-19," kata rekan penulis studi Dr. Sara Cromer dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kekurangan insulin, jika terjadi sama sekali, umumnya tidak permanen," jelas Cromer. 

Menurut Cromer, pasien COVID-19 yang didiagnosis terkena diabetes mungkin hanya membutuhkan insulin atau obat lain untuk waktu yang singkat, dan oleh karena itu penting bagi dokter untuk mengikuti perkembangan kesehatan mereka dengan cermat untuk melihat apakah dan kapan kondisi mereka membaik.

Tak Pandang Ras

Data terbaru menggambarkan lonjakan tingkat infeksi virus corona di AS yang disebabkan oleh varian Omicron dan jumlah korban yang lebih besar pada minoritas dalam contoh terbaru dari perbedaan rasial selama pandemi.

Secara keseluruhan, untuk setiap 2.000 orang di Amerika Serikat, kira-kira satu per hari terkena infeksi pertama kali ketika varian Delta dominan, dibandingkan dengan sekitar 8 hingga 10 per hari pada Januari setelah Omicron mengambil alih.

Kesenjangan rasial semakin melebar saat varian Omicron merebak, demikian menurut para peneliti di medRxiv menjelang peer review. 

Selama periode Delta, tingkat infeksi pada pasien kulit hitam adalah 1,3 hingga 1,4 kali lebih tinggi daripada pasien kulit putih. Sedangkan sejak Omicron, kasus melonjak menjadi 3 hingga 4 kali lebih tinggi. 

Tingkat infeksi Delta 1,6 hingga 1,8 kali lebih tinggi di Hispanik versus non-Hispanik tumbuh 3 kali lebih tinggi saat varian Omicron muncul. 

Anak-anak juga sangat terpukul oleh infeksi Omicron. Tingkat pada bulan Januari tertinggi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, pada 22 hari per 2.000 dalam kelompok usia tersebut

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X