Berikut Ini 4 Mitos Seputar Melahirkan Secara Sesar

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 17:01 WIB
fannetasticfood.com
fannetasticfood.com

Perempuan belum sempurna jika belum melahirkan anak secara normal. Terlihat sepele, namun kalimat ini mampu membuat para calon ibu ragu untuk melahirkan secara operasi. Faktanya, kalimat ini hanyalah mitos belaka.

Dalam kondisi tertentu, operasi sesar adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan calon ibu, misalnya letak bayi sungsang, bayi terlalu besar, kembar lebih dari dua dan plasenta yang ada di bawah (plasenta previa).

Sebelum punya pikiran aneh-aneh soal melahirkan secara sesar, berikut ini empat mitos dan fakta seputar melahirkan secara sesar, menurut dr. Merry Dame Cristy Pane dari tim dokter ALODOKTER, dilansir dari ANTARA, Jumat (06/12).

1. Gagal sebagai ibu karena tak merasakan sakitnya melahirkan

-
thebump.com

Kalimat ini hanyalah mitos belaka, karena baik melahirkan secara normal atau sesar sama-sama merasakan sakit. Bedanya, sakit melahirkan normal terjadi saat proses persalinan, sedangkan sakit melahirkan sesar dirasakan setelah proses persalinan atau setelah efek bius hilang.

Ibu yang melahirkan bayi secara normal dan sesar sama-sama mengalami nifas dan memiliki risiko baby blues syndrome, depresi pascamelahirkan dan infeksi.

2. Sekali sesar, maka seterusnya akan sesar

-
ilustrasi/pexels

Dr. Merry mengatakan bahwa ini hanyalah sebuah mitos. Calon ibu yang melahirkan sesar karena adanya masalah kesehatan. Jika tak ada masalah kesehatan, maka untuk persalinan ke depannya, calon ibu bisa melahirkan anak secara normal.

Namun, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi, seperti jarak kehamilan, alasan dilakukan operasi sesar sebelumnya, kondisi janin dan ibu, serta riwayat kesehatan ibu.

3. Operasi sesar menunda proses menyusui

-
ilustrasi/pexels

Anggapan ini hanyalah sebuah mitos yang tak terbukti kebenarannya. Saat melahirkan, calon ibu memiliki pilihan metode pembiusan yang akan dilakukan. Jika bius yang diberikan total, maka pemberian ASI baru bisa dilakukan saat ibu tersebut sadar sepenuhnya.

Namun, sebagian besar operasi sesar biasanya menggunakan bius sebagian atau epidural. Bius ini hanya membuat area pinggang ke bawah mati rasa. Bius epidural akan membuat bayi yang dilahirkan melalui operasi sesar boleh langsung ditaruh di dada ibu, untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) layaknya melahirkan normal.

IMD yang dilakukan pada operasi sesar memang sedikit berbeda dengan melahirkan normal. Pada persalinan normal, bayi akan diletakkan di perut ibu. Sedangkan pada operasi sesar, bayi akan diletakkan di dada.

4. Bayi yang lahir sesar rentan terkena penyakit

-
ilustrasi/pexels

Pernyataan ini tak sepenuhnya salah. Bayi yang lahir dengan proses sesar akan berisiko mengalami gangguan pernapasan, terlebih jika proses persalinannya dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu. Ini karena proses  pematangan paru dan proses persalinan normal bisa membantu bayi mengeluarkan cairan dari paru-parunya.

Secara keseluruhan, kesehatan bayi tidak bergantung sepenuhnya pada pilihan proses persalinan yang dilakukan. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kesehatan bayi, mulai dari proses menyusui, imunisasi, hingga gaya dan pola hidup sehat yang dijalani bayi ke depannya.

Para calon ibu harus tau, melahirkan normal atau sesar sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian. Jika masih ragu akan melahirkan secara apa, ada lebih baiknya jika berkonsultasi dengan dokter agar proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Rasa Ngantuk saat Bekerja

Selasa, 16 April 2024 | 20:43 WIB

Stop! Inilah 7 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku

Selasa, 16 April 2024 | 09:00 WIB
X