Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memandang penerapan pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di libur natal dan tahun baru (Nataru), tidaklah terlalu efektif untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19.
"Kalau melihat yang sudah-sudah, ya menurut saya ada, tapi (PPKM level 3) nggak terlalu efektif," kata Dicky kepada Indozone, Senin (6/12/2021).
Dicky berkata jika PPKM diterapkan saat Nataru belum tentu membatasi pergerakan masyarakat yang ingin berpergian. Karena pastinya mereka sudah merancang dari jauh-jauh hari agar bisa pergi ke tempat yang ingin dituju.
"Kalo misalnya PPKM ini katakanlah level 3 dilaksanakan pada nataru, kita tahu bahwa tidak hanya di Indonesia atau dimanapun orang bergerak sudah jauh hari," tegas dia.
Jika PPKM level 3 saat nataru diterapkan sebagai bentuk mencegah penyebaran varian omicron, menurut Dicky hal ini juga bisa dibilang efektif. Berkaca dari varian delta lalu, dia berkata sudah menyebar sebelum adanya pembatasan.
Baca Juga: Festival #IniJakarta, Berikut Foto-fotonya
Maka dari itu Dicky menekankan selain melakukan PPKM level 3, efektifitas menekan kasus Covid-19 adalah dengan surveillance, melaksanakan 3T, kemudian penerapan 5M dan vaksinasi.
"Jadi PPKM ini kategori sebagai payung dan sifatnya lebih menjadi satu payung untuk jembatani efektifitas strategi lain supaya semakin efektif," tandasnya.
Sebelumnya diketahui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah akan menerapkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).
Hal tersebut dikatakan Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Antisipasi Potensi Peningkatan Kasus Covid-19 Pada Libur Nataru, secara daring, pada Rabu (17/11/2021).
"Selama libur Nataru, seluruh Indonesia akan diberlakukan peraturan dan ketentuan PPKM Level 3," kata Muhadjir dalam siaran persnya, Kamis (18/11/2021).
