Jangan Sepele, Masalah Gizi Memicu Dampak Negatif Jangka Panjang

- Minggu, 28 Februari 2021 | 15:46 WIB
Ilustrasi Anak Syndrome. (Photo/Ilustrasi/Freepik)
Ilustrasi Anak Syndrome. (Photo/Ilustrasi/Freepik)

Masalah gizi atau kerap disebut stunting memang kerap terjadi pada banyak anak di Indonesia. Kekurangan gizi di usia remaja juga masih terjadi, di antaranya anemia. Padahal, kekurangan gizi di usia remaja memiliki dampak jangka panjang dan pendek.

Dampak jangka pendek adalah mengganggu kehidupan sehari-hari remaja dalam belajar dan beraktivitas. Sedang, dampak jangka panjang dapat terlihat pada masa kehidupan dan generasi selanjutnya.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi balita kurang gizi dan stunting. Penurunan ini dihitung dari data pada 2013.

Baca Juga: Jangan Tidur Siang Terlalu Lama, Tak Baik Untuk Kesehatan!

Meski demikian, terdapat masalah gizi kurang dan muncul masalah gizi lebih sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kondisi masalah gizi ganda.

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dhian P Dipo, MA mengatakan, upaya mencegah anemia erat kaitannya dengan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2015 hingga 2019 memperlihatkan perbaikan pola konsumsi penduduk, di mana terdapat peningkatan asupan energi dan protein masyarakat.

Secara nasional rata-rata konsumsi energi dan protein sudah di atas standar kecukupan gizi. Namun, perbaikan pola konsumsi harian masih perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Misal, mengurangi kecenderungan konsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak, serta konsumsi sayur dan buah yang cukup.

"Buah dan sayur memberikan sumbangan vitamin dan mineral yang penting untuk kelancaran fungsi tubuh, menjaga imunitas dan tentunya juga menjaga tubuh tetap sehat bebas anemia,” kata Dhian dalam keterangan pers, Jumat (26/02/2021).

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X