Benarkah Protein 'Tidak Lengkap' Merupakan Mitos?

- Rabu, 16 September 2020 | 13:53 WIB
Ilustrasi makanan berprotein (Pexels/ROMAN ODINTSOV)
Ilustrasi makanan berprotein (Pexels/ROMAN ODINTSOV)

Sumber protein nabati sering kali dianggap lebih rendah daripada sumber protein hewani, karena sumber protein nabati dikatakan mengandung protein tidak lengkap.

Itulah alasan kenapa banyak orang yang takut bahwa mereka mungkin mendapatkan jenis atau jumlah protein yang salah saat mengikuti pola makan vegetarian atau vegan.

Tapi ada banyak alasan yang membuat kepercayaan ini dianggap lebih sebagai mitos daripada kenyataan.

Dilansir dari Healthline, protein terdiri dari bahan pembangun yang disebut asam amino. Walau terdapat ratusan asam amino, hanya 20 yang dibutuhkan untuk membuat semua protein yang ada di tubuh kamu dan ini dibagi menjadi tiga kategori utama yakni asam amino esensial, asam amino non-esensial dan asam amino esensial bersyarat.

Kebanyakan makanan, baik hewani maupun nabati mengandung kesembilan asam amino esensial. Perbedaannya terletak pada jumlah yang mereka tawarkan.

Misalnya saja, ikan, telur, daging, dan produk susu mengandung kesembilan asam amino esensial tingkat tinggi. Sementara itu, tanaman mengandung setidaknya satu atau dua asam amino esensial dalam jumlah rendah, tergantung pada kategori asalnya.

Misalnya, kacang-kacangan dan sayuran cenderung rendah metionin dan sistein, sedangkan biji-bijian, kacang-kacangan, dan biji-bijian cenderung rendah lisin.

Itu artinya mengikuti diet yang menyediakan terlalu sedikit salah satu kelompok makanan dapat menyebabkan kamu mendapatkan asam amino esensial dalam jumlah yang tidak mencukupi.

Itulah alasan kenapa makanan hewani dianggap sebagai sumber protein lengkap, sementara sebagian besar makanan nabati dianggap tidak lengkap.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X