Apakah kamu pernah mendengar berita seorang perempuan meninggal dunia dengan cara bunuh diri dalam keadaan hamil di luar nikah?
Ya, berita seperti sudah sering terjadi di Indonesia. Dicari di mesin pencarian Google, hasilnya akan banyak sekali.
Motif perempuan yang bunuh diri dalam keadaan hamil di luar nikah memang beragam. Salah satunya adalah gangguan mental akibat tekanan yang menerpa perempuan tersebut.
Tekanan bisa datang dari luar diri maupun dari dalam diri. Tekanan eksternal bisa datang dari lingkungan sosial yang menghakimi dan menghujat dengan norma-norma yang berlaku. Tekanan eksternal lantas menimbulkan tekanan batin (internal) dalam diri perempuan tersebut.
Dalam lingkungan dan budaya masyarakat yang menyepakati bahwa hamil di luar pernikahan sebagai tindakan yang amoral, hamil di luar nikah akan memberikan tekanan yang berat kepada seorang perempuan, termasuk mereka yang menjadi korban pemerkosaan.
Alih-alih mendapatkan dukungan agar tetap semangat menjalani hidup, perempuan yang menjadi korban justru diposisikan sebagai pihak yang bersalah dan oleh karenanya dianggap lazim untuk dihujat.
Dikutip dari Halodoc, dalam pandangan agama, melakukan hubungan intim sebelum menikah adalah suatu perbuatan dosa. Hal ini akan membuat seseorang merasakan emosi yang cukup besar, bisa berupa cemas, stres, atau bahkan yang paling parah adalah depresi.
Oleh karenanya, untuk menghindari gangguan mental, sedapat mungkin hindari diri dari hamil di luar nikah. Jika lingkungan tak dapat diajak kompromi, mau tak mau lindungi diri sekuat mungkin dari predator-predator seks yang mungkin berkeliaran di sekitar kamu.
Artikel Menarik Lainnya:
Diisukan Hamil di Luar Nikah hingga Kawin Kontrak, Roro Fitria: Hidup Itu Bukan Permainan
Benarkah Ayam Berkokok Tengah Malam Tanda Ada Hantu dan Perempuan Hamil di Luar Nikah?
Dari Kisah Farida Nurhan, Bagaimana Sikap Orang Tua saat Anak Hamil di Luar Nikah?
