Cerita Penyintas Kanker Serviks, Alami Keputihan dan Pendarahan Hebat Sebelum Masa Haid

- Kamis, 19 Mei 2022 | 19:30 WIB
 Ilustrasi kanker serviks (Freepik/eddows-animator)
Ilustrasi kanker serviks (Freepik/eddows-animator)

Shanty Eka Permana, seorang penyintas kanker serviks berbagi kisah perjuangan melawan penyakit mematikan kanker mulut rahim. Ibu tiga orang anak tersebut berbagi cerita mengenai gejala dan penanganan yang dilakukannya. 

“Saya penyintas stadium 1 B. Awalnya saya didiagnosis pada tahun 2016. Pertama saya mengalami pendarahan, jadi sebelum waktunya mens saya sudah mens,” ungkapnya dalam kegiatan media briefing Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks yang diikuti Indozone secara daring, Kamis (19/5/2022).

Lebih lanjut, Shanty juga mengaku mengalami pendarahan hebat tak hanya sebelum masa haid tetapi juga setelah setelah berhubungan badan. 

“Sebelum saya mens sayang mengalami pendarahan yang banyak. Selesai berhubungan dengan suami juga pendarahan. Lalu bagian perut sebelah kiri. Itu benar-benar terasa sangat sakit,” sambungnya.

Setelah merasakan sejumlah gejala tersebut, Shanty pun pergi memeriksakan kondisi kesehatannya. Namun saat itu dia disebutkan hanya menderita kista.

Baca juga: Jadi Pembunuh No 2 di Indonesia, Pakar Sebut Kanker Serviks Jenis yang Paling Bisa Diobati

“Saya sama suami memutuskan periksa ke dokter dan awalnya didiagnosis kista. Tetapi setelah kistanya diangkat sakitnya masih berkelanjutan. Bahkan belum sembuh juga saat itu.”

“Akhirnya saya ke dokter lagi dan barulah biopsi. Saat biopsi itu saya memang sedang mengalami keputihan. Keputihannya banyak tetapi tidak bau. Hasil biopsi menyebut saya kena tumor ganas,” ujarnya.

Setelah dihadapkan pada kenyataan pahit tersebut, Shanty berupaya mencari pengobatan. Dia kembali mengunjungi rumah sakit lain dan dipastikan terkena kanker serviks.

-
Shanty Eka Permana dalam media briefing Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks (Dok. Media KIT)

Setelahnya dia langsung dioperasi dan melakukan terapi radiasi. 

“Jadi saya dioperasi tetapi rahim saya tidak diangkat karena kata dokter ada perlengketan antara rahim dengan kantung kemih. Setelah itu saya terapi radiasi 25 kali untuk bagian luar dan 3 kali untuk bagian dalam,” bebernya.

Pesan untuk para perempuan

Sebagai penyintas Shanty pun akhirnya bisa berdamai dengan kehidupannya. Meski pada awalnya dia tidak bisa menerima kondisinya yang terkena kanker serviks.

“Saya awalnya hancur banget. Saya gak ngerti kenapa saya bisa kena. Padahal kalau saya bersih. Kalau ke toilet umum itu saya bersih. Kalau mau berhubungan sama suami saya bersihkan, tapi tetap kena juga.”

“Akhirnya atas kuasa Allah sekarang saya menerima dan saya berobat secara medis sehingga saya bisa jadi penyintas yang kuat,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X