Ketahui, Inilah 5 Jenis Syndrome dan Penjelasannya

- Senin, 19 Agustus 2019 | 12:53 WIB
photo/Wikipedia/browniesdownies.co.za
photo/Wikipedia/browniesdownies.co.za

Syndrome merupakan penyakit genetik atau kondisi kelainan yang dialami seseorang. Kata syndrome berasal dari bahasa Yunani yaitu sindrom yang berarti konsekuensi gejala. Menurut ilmu kedokteran dan psikologi, syndrome memiliki arti kumpulan dari beberapa tanda, ciri klinis, simtoma, fenomena artau karakter yang terjadi secara bersamaan.

Istilah dari syndrome tidak hanya dipakai untuk menggambarkan beberapa karakter dan gejala saja, namun terkadang beberapa jenis syndrome dijadikan nama penyakit. Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Senin (19/8), berikut ini 5 jenis syndrome dan penjelasannya:

1. Syndrome Jacob

-
photo/Wikipedia

Syndrome Jacob adalah syndrome dengan karipotipe (22AA+XYY) pada penderitanya. Biasanya, orang yang mengalami syndrome ini terlahir normal dengan postur dan organ seksual layaknya bayi normal. 

Namun, ketika memasuki masa kanak-kanak, pertumbuhan pesat akan dialami penderita syndrome ini dengan tinggi rata-rata 7 centimeter dari anak seusianya. Bahkan, berat badannya lebih rendah dibandingkan tinggi badannya.

Mereka juga lebih aktif dan perkembangan mentalnya berjalan lambat. Meski demikian, kecerdasan dan masa pubertasnya masih berada di level normal. Penderita syndrome ini memiliki 44 autosom dan 4 kromosom kelamin yaitu XYY.

Ada beberapa ciri-ciri syndrome Jacob yang bisa terlihat. Di antaranya, berpostur tubuh kurus tinggi, berjerawat, gangguan berbicara dan membaca, kematangan emosional, bersifat antisosial, suka menusuk-nusuk dengan benda tajam. Kemudian, penderita biasanya memiliki wajah yang menakutkan, serta memperlihatkan prilaku kriminal dan suka melawan hukum.

2. Syndrome Trichotillomania

-
photo/lipstiq.com

Trichotillomania berasal dari bahasa Yunani yaitu trich (rambut), till (untuk menarik), dan mania (kegilaan). Syndrome ini timbul akibat dorongan kompulsif seseorang untuk menarik rambutnya sendiri, menyebabkan rambutnya rontok, kesedihan dan gangguan sosial atau fungsional. Biasanya, gangguan psikologis ini terjadi pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pengobatannya bisa dilakukan dengan konsultasi dengan psikolog ataupun dengan hypnoterapi.

3. Syndrome Stockholm

-
photo/thejournal.ie

Syndrome Stockholm merupakan penyakit kejiwaan yang bisa menyebabkan penderitanya mengalami distorsi, dislokasi dan disorientasi. Orang yang mengalami syndrome ini biasanya pernah mengalami penculikan.

Penderita syndrome ini biasanya akan merasa sayang dan bahkan membela penculiknya. Gejala yang timbul tidak akan berakhir walaupun masa krisisnya ketika mengalami penculikan atau penyandraannya telah berakhir.

4. Syndrome Patau

-
photo/Wikipedia

Syndrome Patau atau Trisomy 13 adalah penyakit yang melibatkan kromosom di mana penderitanya memiliki 1 kromosom pada pasangan kromosom ke-13. Syndrome ini ditemukan pertama kali oleh K. Patau pada tahun 1960. Bayi yang menderita syndrome ini biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari satu tahun.

Adapun ciri-ciri syndrome Patau seperti pertumbuhan lamban, memiliki ukuran kepala yang relatif kecil, mata berukuran kecil, ada kelainan pada tulang rangka, jantung, dan ginjal, serta bibir sumbing.

5. Syndrome Down

-
photo/browniesdownies.co.za

Umumnya, manusia memiliki 46 kromosom yang diwariskan dari ayah dna ibu. Namun, penderita syndrome Down memiliki kelebihan satu kromosom pada pasangan kromosom ke-21 sehingga totalnya menjadi 47. Penderita down syndrome ditandai dengan keterbelakangan perkembangan mental dan fisik.

Ciri-ciri penderita syndrome Down, di antaranya Ukuran kepala relatif kecil namun sedikit lebar, kelopak mata memiliki lapisan epikantus (sipit), mulut selalu terbuka, ujung lidah besar. Kemudian, biasanya hanya memiliki satu garis saja pada telapak tangan, memiliki tanda bintik pada iris mata, lapisan kulit keriput, serta bagian mata, hidung,mulut dan gigi biasanya kotor.

Editor: Administrator

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X