Mengenal Gangguan Makan Anoreksia Nervosa

- Jumat, 27 September 2019 | 12:00 WIB
Ilustrasi. (Visualhunt/Daniellehelm)
Ilustrasi. (Visualhunt/Daniellehelm)

Anoreksia nervosa (AN) merupakan sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan.

Anoreksia berasal dari bahasa Yunani artinya kehilangan nafsu makan dan nervosa berasal dari kata latin artinya gangguan dari sistem saraf.

Penyebab anoreksia bisa sangat beragam, mulai dari faktor psikologis, depresi, kecemasan berlebihan tentang masa depan, perfeksionis, obsesif, dan fobia gemuk.

Faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap anoreksia. Pernyataan bahwa menjadi kurus itu lebih cantik akan membuat seseorang stres dan rendah diri yang ujung-ujungnya memicu anoreksia.

Dilansir dari Times of India, seseorang yang mengidap penyakit ini, cenderung akan menjauhi segala jenis makanan dan aktivitas makan.  Si penderita bahkan tak segan memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakannya, yang akan membuat tubuhnya semakin kurus dan sistim kekebalan tubuhnya menurun. 

Anoreksia ditandai oleh beberapa gejala, antara lain:

  1. Penurunan berat badan yang cepat selama seminggu atau sebulan
  2. Melanjutkan diet bahkan saat sudah terlihat kurus
  3. Memiliki minat yang tidak biasa pada makanan dengan kalori, nutrisi, atau kegiatan memasak.
  4. Ketakutan memiliki badan gemuk
  5. Memiliki kebiasaan makan yang aneh
  6. Merasa gemuk, padahal kurus
  7. Tidak mampu menilai secara realistis bentuk badan seseorang
  8. Berjuang untuk menjadi sempurna dan sangat kritis terhadap diri sendiri
  9. Depresi
  10. Jarang mengalami menstruasi
  11. Sering sakit
  12. Menggunakan baju yang longgar untuk menutupi perubahan berat badan
  13. Merasa putus asa
  14. Tidak tertarik dengan kehidupan sosial
  15. Gejala fisik yang berkembang seperti rambut dan kuku mulai rapuh, kulit kering atau menguning, anemia, sembelit, sendi bengkak, gigi berlubang, dan tumbuhnya rambut tipis baru di bagian tubuh.

Anoreksia dapat mengancam jiwa, penting untuk mendapatkan diagnosis sesegera mungkin. Secara umum, diagnosis anoreksia dapat dilakukan jika berat badan seseorang kurang dari 85 persen dari berat badan normal.

Anoreksia akan memburuk jika tidak segera diatasi. Semakin cepat didiagnosis dan diobati, semakin baik hasilnya. 
Meski begitu, pengobatan anoreksia sulit karena sebagian besar penderitanya mengelak bahwa dirinya menderita kelainan ini.

Pada pasien yang masih berada dalam fase akut, maka tujuan dari psikoterapi individual adalah untuk menambah berat badan pasien. Psikoterapi keluarga, digunakan untuk meningkatkan dukungan dalam keluarga terhadap pasien. Psikoterapi yang dilakukan dalam kelompok juga dapat dilakukan. Dalam psikoterapi kelompok, pasien akan mendapatkan dukungan, saran, dan edukasi mengenai gangguan makan yang dialaminya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X