Presiden Joko Widodo menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia harus turun menjadi 24 persen dari prevalensi angka stunting secara nasional pada tahun 2022 yaitu 21,6 persen.
Adanya target tersebut, semua pihak harus turun tangan menekan angka stunting di wilayahnya masing-masing. Termasuk Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Sukoharjo dan Forum Petani Milenial yang berkolaborasi menurunkan angka stunting.
Kegiatan yang sudah dilakukan yaitu talkshow untuk men-sosialisasikan pentingnya menurunkan angka stunting. Talkshow berlangsung di ruang publik yaitu di The Park Mall Grogol, Sukoharjo, sehingga bisa diakses para pengunjung.
Menurut Kepala Dispertan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, sosialisasi menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing.
Ada Janu Hari Setyawan, sebagai Ketua Forum Petani Milenial Sukoharjo, Warsini pakar lingkungan hidup serta dari pakar pembudidaya algae atau ganggang.
Kepala Dispertan mengajak kepada semua peserta talkshow ini untuk menyimak pengalaman yang dibeberkan para narasumber, agar ilmunya bisa diterapkan di lingkungan sekitar.
Rangkaian Rembuk Stunting Festival ini ada kegiatan kampanye gemar makan ikan sekaligus makan ikan, yang melibatkan 100 siswa dan talkshow bersama petani milenial.
"Pemkab Sukoharjo dalam hal ini Dispertan, menggandeng ratusan petani milenial dalam menurunkan angka stunting, karena para petani ini mempunyai produk atau jenis usaha yang bisa mendorong peningkatan konsumsi protein. Ada usaha sayur mayur, perikanan, peternakan, dan juga budidaya algae," kata Bagas, saat ditemui Z Creators Edelweis Ratushima, Sabtu, 6 Mei 2023.
Dalam menurunkan angka stunting, menurut Janu Hari Setyawan selaku Ketua Forum Petani Milenial Sukoharjo, harus mengkonsumsi sayuran segar.
Pihaknya menyarankan memanfaatkan pekarangan yang ada untuk ditanami sayur mayur dan buah dalam pot.
"Manfaatkan lahan yang ada, dengan polybag bisa menanam sayur mayur dan buah-buahan. Semua itu untuk ketahanan pangan keluarga," kata Janu.
Petani milenial juga mempunyai usaha budidaya algae atau ganggang. Budidaya ini sudah ada di beberapa lokasi yaitu di Tawangsari, Baki, dan Mojolaban.
Budidaya algae yang sudah dikemas menjadi suplemen ini, diyakini bisa mengatasi stunting pada balita. Karena produk ini mengandung banyak multivitamin dan mineral alami yang sangat dibutuhkan oleh tubuh anak-anak.
"Dispertan akan mengembangkan budidaya algae ini di 12 kecamatan, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," kata Bagas.
