Kondisi Orang Punya Maag Dapat Membaik Selama Puasa Ramadan

- Senin, 27 April 2020 | 19:35 WIB
Ilustrasi sakit perut. (Medicalnewstoday)
Ilustrasi sakit perut. (Medicalnewstoday)

Pasien dengan penyakit Gastroesophageal Reflux Disease ( GERD ) atau asam lambung seperti maag mungkin memiliki kekhawatiran untuk menjalani puasa di bulan Ramadan ini. Tak sedikit pasien yang khawatir penyakitnya kambuh dan malah bisa mengganggu ibadahnya.

Namun sebenarnya, puasa Ramadan malah bisa memperbaiki kondisi pasien GERD. Menurut akademisi dan praktisi klinis Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, banyak pasien yang melaporkan keluhan penyakitnya membaik setelah minggu pertama puasa. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya.

“Pasien makannya menjadi teratur pada saat sahur dan berbuka, mengurangi camilan-camilan yang tidak sehat yang bisa saja dikonsumsi pada siang hari, mengurangi konsumsi rokok serta pengendalian diri,” ujar Prof Ari dalam keterangan resminya, Senin (27/4/2020).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM lalu juga menyatakan ada perbaikan gejala klinis pada pasien penyakit GERD setelah menjalani puasa Ramadan.

Penelitian melibatkan 130 orang pasien GERD yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu berpuasa di bulan Ramadan dan tidak.

“Hasil penelitian mendapati bahwa pada kelompok pasien yang berpuasa Ramadan terdapat perubahan nilai GERD-Q (parameter menilai ringan buruknya GERD). Jumlah pasien yang mengalami perubahan sebanyak 55 pasien atau mencapai 85%. Bahkan pada 23 persen pasien perubahan GERD yang terjadi cukup signifikan,” kata Prof Ari.

Berdasarkan hasil penelitian dan adanya perbaikan gejala klinis, maka pasien GERD tetap diperbolehkan untuk tetap berpuasa. Kendati demikian, pasien tetap harus memerhatikan kondisi kesehatannya.

Contoh, apabila penyakit maag kambuh hingga keadaannya akut seperti muntah-muntah, nyeri hebat, dan keringat dingin, tentu tidak disarankan untuk berpuasa.

Sedangkan apabila pasien maag akut tidak mengalami gejala klinis yang memberatkan, maka bisa tetap menjalani ibadah puasa. Selain itu, pasien juga tetap harus minum obat untuk 1-2 minggu pertama puasa.

“Untuk penyakit maag akut 1-2 minggu pertama saya tetap menganjurkan pasien minum obat saat sahur. Kalau sudah stabil dalam 2 minggu bisa disetop obatnya,” pungkas Prof Ari saat dikonfirmasi Indozone, Senin (27/4/2020).

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X