Kasus harian COVID-19 RI per Kamis (27/6/2022) mengalami penambahan sejumlah 3.029. Kenaikan ini juga diikuti dengan penemuan empat kasus subvarian Omicron XBB yang tersebar di DKI Jakarta dan Surabaya.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan, pakar di Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa subvarian Omicron XBB bisa menjadi pemicu lonjakan kasus COVID-19 saat akhir tahun.
Baca juga: Penambahan Kasus COVID-19 Indonesia Hari Ini Masih di Atas 3 Ribu, Meninggal 23 Orang
"Berbagai ahli di Amerika Serikat dan WHO menyebutkan subvarian Omicron XBB bisa memicu lonjakan kasus di akhir tahun dan puncaknya di bulan Januari," kata Prof Wiku dalam konferensi pers virtual BNPB, dikutip Jumat (28/10/2022).
Meski demikian, Prof Wiku mengatakan belum ada bukti kuat subvarian Omicron XBB lebih berbahaya secara klinis dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya. Keempat pasien asal Indonesia yang terinfeksi subvarian tersebut, dilaporkan mengalami gejala ringan.
Baca juga: Alasan Stok Vaksin COVID-19 Menipis, Produksi Dalam Negeri Belum Dapat Izin BPOM
"Beberapa negara kasus harian subvarian Omicron XBB bergejala ringan dan cepat untuk pulih," tambahnya.
Lebih lanjut Prof Wiku menjabarkan, beberapa wilayah seperti di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura mengalami kenaikan kasus setelah ditemukannya subvarian Omicron XBB. Sehingga, subvarian tersebut diprediksi akan menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 pada akhir tahun.
"Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan sudah mengumumkan terdapat empat kasus subvarian XBB," ujarnya.
