Kenali Perbedaan antara Hipotiroidisme dan Hipertiroidisme

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 19:30 WIB
Ilustrasi hipotiroidisme (photo/medicalnewstoday/Stephen Kelly)
Ilustrasi hipotiroidisme (photo/medicalnewstoday/Stephen Kelly)

Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang berada di leher. Kelenjar ini menghasilkan berbagai hormon yang mengatur metabolisme dalam tubuh kita. Disfungsi kelenjar ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan kita.

Saat ini banyak orang telah mengenal 'penyakit tiroid'. Tetapi tahukah kamu bahwa ada lebih dari satu jenis penyakit tiroid?

'Hipotiroidisme' dan 'hipertiroidisme' adalah dua penyakit yang mempengaruhi kelenjar tiroid. Kedua penyakit tersebut mungkin terdengar sama, namun sebenarnya mereka berbeda.

Dilansir dari news18, Sabtu (11/7/2020), berikut adalah beberapa perbedaan antara 'hipotiroidisme' dan 'hipertiroidisme'.

Hipotiroidisme

-
Ilustrasi hipotiroidisme (istimewa)

Hipotiroidisme terjad ketika kelenjar tiroid kamu berhenti memproduksi hormon tiroid yang cukup. Akibatnya, seseorang yang mengalami hipotiroidisme akan menunjukkan gejala-gejala berikut:

  • Tubuh yang lemah
  • Sering merasa kelelahan
  • Berat badan bertambah
  • Depresi
  • Hilang ingatan
  • Sembelit
  • Menstruasi tidak teratur atau abnormal
  • Rambut rontok
  • Kulit kering
  • Mudah marah

Penyebab hipotiroidisme

Hipotiroidisme terjadi karena berbagai alasan, tetapi penyebab paling umumnya adalah tiroiditis Hashimoto yaitu penyakit autoimun yang ditandai oleh peradangan kelenjar tiroid.

Penyakit autoimun adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh kita mulai menyerang sel-sel sehat.

Selain itu, hipotiroidisme juga dapat terjadi karena infeksi pada kelenjar tiroid, pengangkatan kelenjar tiroid dengan pembedahan, efek samping dari obat-obatan, dan efek radiasi yang diberikat saat perawatan kanker.

Kondisi yang terjadi akibat hipotiroidisme

Hipotiroidisme dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti:

  • Kadar kolesterol tinggi
  • Penyakit jantung
  • Kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa di berbagai daerah
  • Infertilitas (mandul)
  • Keguguran atau kelairan prematur

Hipertiroidisme

-
Ilustrasi hipertiroidisme (photo/healthlove)

Berlawanan dengan hipotiroidisme, hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan. Seseorang dengan hipertiroidisme akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan
  • Diare
  • Aritmia (detak jantung tidak teratur) atau detak jantung cepat
  • Sulit tidur
  • Tidak tahan panas
  • Perubahan suasana hati
  • Sering merasa gugup
  • Sering merasa kelelahan 
  • Otot melemah

Penyebab hipertiroidsime

Hipertiroidisme terjadi karena tiroiditis (radang kelenjar tiroid), penyakit Grave (penyakit autoimun yang mempengaruhi kelenjar tiroid) atau nodul tiroid.

Selain itu, tumor hipofisis juga dapat menyebabkan hipertiroidisme.

Kondisi yang terjadi akibat hipertiroidisme

Hipertiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan kondisi berikut:

  • Darah menggumpal, gagal jantung, atau stroke
  • Penyakit jantung
  • Komplikasi kehamilan
  • Osteoporosis atau penipisan tulang
  • Oftalmopati Graves, yang dapat menyebabkan nyeri mata, sensitivitas cahaya, penglihatan ganda, dan bahkan kebutaan

Orang yang Berisiko Terkena Hipo/Hipertiroidisme

Wanita cenderung lebih mudah mengalami hipo/hipertiroidisme. Jika kamu berusia lebih dari 60 tahun, kamu mungkin berisiko terkena penyakit ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X