Nama mantan atlet voli putri nasional, Aprilia Manganang belakangan ini menjadi pembicaraan. Hal ini dikarenakan dirinya yang terlahir sebagai wujud wanita, ternyata merupakan pria tulen.
Kondisi ini merupakan kelainan reproduksi yang dialaminya sehingga membuatnya baru mengenali identitasnya baru-baru ini atau disebut dengan hipospadia.
Baca Juga: Ereksi Penis Tak Pernah Berlangsung Lama? Ini Hal yang Perlu Kamu Lakukan
Dilihat dari kesehatan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Spanyol, Hipospadia merupakan cacat lahir yang terjadi pada anak laki-laki, di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.
Hal ini juga bisa menyebabkan beberala kasus lainnya seperti penis yang melengkung.
Pada anak laki-laki yang menderita kelainan ini, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke-8 sampai 14 kehamilan. Pembukaan abnormal terbentuk di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.
Hal ini membuat masalah dengan penyemprotan urine yang tidak normal dan harus duduk ketika buang air kecil. Bahkan, pada beberapa penderitanya, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.
Para peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang mempengaruhi risiko melahirkan bayi laki-laki dengan hipospadia. Berikut tiga faktor yang paling berisiko.
1. Usia dan berat
Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
2. Perawatan kesuburan
Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
3. Hormon tertentu
Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
