Langka! Wanita Ini Mengeluarkan Air Mata Darah Ketika Menstruasi

- Sabtu, 20 Maret 2021 | 10:55 WIB
Ilustrasi mata (Pexels/Jonathan Borba)
Ilustrasi mata (Pexels/Jonathan Borba)

Dokter baru-baru ini melaporkan kasus aneh seorang wanita berusia 25 tahun yang menderita kondisi medis yang sangat langka yang menyebabkan dia mengeluarkan darah dari matanya selama menstruasi.

Kondisi tersebut disebut Haemolacria, di mana menyebabkan orang menangis darah. Tapi sangat jarang terjadi, tetapi dokter India mendokumentasikan kasus seorang wanita dengan kondisi serupa yang disebutnya 'ocular vicarious menstruation'.

Seperti namanya, hal itu menyebabkan penderita wanita mengeluarkan darah dari matanya, tetapi hanya selama periode datang bulan.

Wanita berusia 25 tahun, yang namanya tidak diungkapkan karena alasan privasi, mengunjungi ruang gawat darurat di sebuah rumah sakit di Chandigarh, mengeluh tentang tangisan darah.

Semua tesnya kembali normal, dan hanya setelah wanita itu mengungkapkan bahwa hal yang sama telah terjadi sekitar waktu yang sama di bulan sebelumnya, dokter membuat kaitannya dengan menstruasi.

Wanita itu mengatakan bahwa air mata darah tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, dan tes oftalmologi dan radiologi yang ekstensif menunjukkan tidak ada yang luar biasa. Dia tidak memiliki riwayat perdarahan mata atau masalah oftalmologis apa pun, dan dia tidak mengalami pendarahan dari lokasi lain.

Setelah duduk bersama pasien untuk mempelajari lebih lanjut tentang gejalanya, dokter mengetahui bahwa dia mengalami air mata darah sekitar waktu yang sama pada bulan sebelumnya. Kedua kali, dia sedang menstruasi, dan setelah menghilangkan semua kemungkinan penyebab lainnya, dia didiagnosis dengan 'ocular vicarious menstruation'.

Kondisi yang sangat langka ini menyebabkan wanita mengalami pendarahan dari organ ekstragenital, dengan yang paling umum adalah hidung. Namun, kasus di mana penderitanya mengalami pendarahan dari bibir, mata, bahkan paru-paru atau perut.

"Estrogen dan progesteron dapat meningkatkan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan hiperemia, kemacetan, dan perdarahan sekunder dari jaringan ekstrauterin," tulis penulis studi yang mendokumentasikan kasus wanita tersebut.

Setelah didiagnosis, wanita tersebut dirawat dengan kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, dan setelah tiga bulan tindak lanjut dia melaporkan bahwa perdarahan mata sudah tidak terjadi lagi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X