Studi: 91% Pasien Memiliki Antibodi yang Meningkat Setelah Diagnosis dan Kemudian Pulih

- Rabu, 2 September 2020 | 11:22 WIB
Ilustrasi tes antibodi (Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi tes antibodi (Pexels/Gustavo Fring)

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Selasa (1/9/2020), tingkat antibodi terhadap virus corona baru meningkat dan kemudian bertahan hingga empat bulan di lebih dari 90% pasien Covid-19 yang pulih di Islandia.

Penelitian sebelumnya antibodi turun tajam dalam beberapa bulan setelah Covid-19, menimbulkan pertanyaan tentang durasi kekebalan yang mungkin diberikan oleh infeksi.

Penemuan baru ini mungkin berimplikasi pada risiko infeksi ulang dan ketahanan vaksin, kata Kari Stefansson, kepala eksekutif deCode Genetics, yang melakukan penelitian tersebut, dilansir Reuters.

Untuk mengetahui berapa banyak orang di Islandia yang telah terinfeksi virus corona baru dan mempelajari lebih lanjut tentang status kekebalan setelah pemulihan, para peneliti mengukur tingkat antibodi di lebih dari 30.000 orang Islandia.

Hasilnya, sekitar 1% populasi telah terinfeksi. Dari kelompok itu, 56% telah menerima diagnosis yang dikonfirmasi setelah tes laboratorium PCR standar emas. 14% lainnya belum didiagnosis secara resmi tetapi dikarantina setelah terpapar virus. sisanya sebanyak 30% tes antibodi mengarah pada penemuan infeksi sebelumnya.

Menurut laporan penelitian, di antara 1.215 orang dengan infeksi yang dikonfirmasi oleh PCR, 91% memiliki tingkat antibodi yang meningkat selama dua bulan pertama setelah diagnosis dan kemudian stabil.

Hasilnya, yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, berfokus pada populasi homogen dari satu negara, sehingga temuan ini mungkin tidak sama di belahan dunia lain dengan populasi beragam.

Tapi penelitian tersebut menunjukkan bagaimana tes antibodi yang cermat dapat menentukan jumlah infeksi yang sebenarnya, kata Stefansson.

Namun penulis juga memperingati bahwa tidak jelas apakah antibodi pasien yang pulih akan melindungi mereka dari infeksi berikutnya.

Meskipun begitu, tes antibodi mungkin menjadi alternatif yang hemat biaya daripada tes infeksi saja, dan mungkin bekerja lebih baik dalam mensurvei populasi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X