Orang yang sudah pernah terpapar COVID-19 memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap tubuh, terutama pada sistem pernapasan atau paru-paru.
Infeksi COVID-19 bisa menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Pada kasus yang berat, bisa juga terjadi perburukan yang cepat sehingga menyebabkan kegagalan pernapasan, kelainan metabolik lainnya.
Kemudian terjadi gangguan sistem koagulasi (pembekuan darah) hingga terjadi badan sitokin yang dapat merusak organ dalam tubuh.
Pada gejala ringan, pasien yang tepapar COVID-19 biasanya akan diberikan vitamin serta obat-obatan sesuai gejala yang dirasakan.
Baca juga: Makin Menurun, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tambah 4.699, Sembuh 20.888 Orang
Sementara itu, pada gejala sedang dan berat pasien akan diberikan obat antivirus dan obat lain sesuai dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lain oleh dokter.
Perlu diketahui bahwa virus SARS-COV-2 penyebab COVID-19 bisa menyerang dua belah paru-paru ketika saturasi oksigen menurun drastis. Di sinilah paru-paru akan terisi banyak cairan, dahak dan sel hingga akhirnya mengakibatkan kerusakan pada dinding kantung udara paru-paru.
Kondisi itulah yang membuat pasien sesak napas dan mengalami pneumonia parah sampai membutuhkan alat bantu perapasan seperti ventilator.
Pada kasus pneumonia biasa, kebanyakan orang dapat sembuh tanpa adanya kerusakan paru-paru yang bertahan lama. Hal ini berbeda dengan pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19, yang bisa berkembang menjadi pneumonia parah.
Bahkan setelah penyakit berlalu, cedera paru-paru akibat COVID-19 dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membaik.
