Para ahli masih tidak mengetahui pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental Obsessive compulsive disorder (OCD). Namun, ada beberapa faktor risiko atau kemungkinan yang menyebabkan OCD.
Dikutip dari Healthline, jika ada anggota keluarga yang mengalami kondisi tersebut, kamu mungkin juga akan mengalami hal yang sama. Gangguan mental OCD ini juga bisa disebabkan oleh pelecehan yang pernah dialami saat kecil.
Berikut beberapa faktor risiko OCD:
1. Stres atau trauma
Stres yang siginifikan di rumah, sekolah, tempat kerja atau dalam hubungan pribadi bisa meningkatkan peluang seseorang mengalami OCD atau memperburuk gejala yang ada.
2. Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian tertentu, termasuk kesulitan menangani ketidakpastian, perasaan tanggung jawab yang tinggi atau perfeksionisme bisa jadi faktor penyebab OCD. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan apakah ini benar-benar sifat asli atau hanya perilaku yang bisa berubah.
3. Pelecehan di masa kecil
Anak-anak yang mengalami pelecehan di masa kecil atau pengalaman traumatis lainnya seperti bullying juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental OCD.
4. Gejala neuropsikiatri akut pada masa kanak-kanak (CANS)
Untuk beberapa anak, OCD dimulai secara tiba-tiba setelah infeksi. Setelah infeksi streptokokus, sindrom ini dikenal sebagai PANDAS , yang merupakan singkatan dari gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan streptokokus. Tetapi infeksi atau penyakit lain juga dapat menyebabkan gejala.
5. Cedera otak traumatis
Menurut sebuah studi tahun 2021, gejala OCD muncul untuk pertama kalinya setelah cedera kepala. Orang yang mengalami cedera otak traumatis memiliki peluang terkena OCD.
Meski ada anggota keluarga yang memiliki OCD disertai dengan faktor lain, kamu tak selamanya akan mengalami hal serupa. Bila keluarga tidak memiliki riwayat penyakit OCD, namun tak menutup kemungkinan kamu akan terkena gangguan mental tersebut.
OCD sendiri biasa terjadi dengan kondisi mental lainnya seperti:
- Gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD)
- Sindrom Tourette
- Gangguan depresi mayor
- Ganggauan kecemasan sosial
- Gangguan makan atau eating disorder
